Ingin Umrah, Kaum Disabilitas Keluhkan Biaya Mahal
jpnn.com - JPNN.com-Masyarakat penyandang disabilitas mengeluhkan soal kewajiban membawa pendamping saat umrah maupun haji.
Menurut mereka, syarat tersebut sangat berat karena mereka harus mengeluarkan dana lebih besar.
"Kami mohon pemerintah meninjau ulang kewajiban membawa pendamping saat umrah atau haji agar kami tidak berat untuk memikirkan biaya lagi," kata Taufik, penyandang tunanetra yang berencana umrah tapi tertunda karena harus ada pendamping, Selasa (3/1).
Dia menyebutkan, bila biaya umrah Rp 25 juta, otomatis dana yang harus dikeluarkan sekitar Rp 50 juta.
"Pendamping yang dibawa kan harus dibayar juga, biayanya jadi dua kali lipat," keluhnya.
Mengenai hal ini, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, pihaknya tengah membahasnya dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang Istitha'ah (mampu).
Apakah bisa penyandang disabilitas melaksanakan umrah atau haji tanpa pendamping.
"Ini serba dilematis juga. Satu sisi penyandang disalibitas menjadi berat dari sisi biaya. Di sisi lain, prosesi ibadah umrah maupun haji membutuhkan kekuatan fisik. Di sana berkumpul jutaan orang, apakah bisa sendiri. Ini masih kami bahas terus, mudah-mudahan ada jalan keluarnya," beber Lukman.
JPNN.com-Masyarakat penyandang disabilitas mengeluhkan soal kewajiban membawa pendamping saat umrah maupun haji.
- Peduli Atlet Disabilitas, ASABRI Dukung Turnamen Menembak Pusrehab Kemhan
- Anggota DPR RI Mufti Anam Kecam Aksi Transgender Isa Zega Umrah Pakai Jilbab
- AQUA dan DMI Berangkatkan Umrah bagi Khadimatul Masjid dari Enam Provinsi
- Mensos Temukan 1 Keluarga Penyandang Disabilitas di Surabaya Tak Terima PKH
- Area Khusus untuk Jemaah Haji dan Umrah di Bandara Soetta Dinilai Penting
- Datangi Rumah Penerima Manfaat, Wamensos Agus Jabo Bilang Begini