Ingin Wujudkan 'Barcode' Manusia, Bisa Membayar ala Kartu Kredit
Rabu, 24 Maret 2010 – 02:06 WIB
Selain melakukan penelitian di Taiwan, Djaja saat ini gencar mengampanyekan perlunya penggunaan DNA ID atau identitas DNA untuk semua orang. Djaja menguraikan, banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan memiliki DNA ID. Salah satu di antaranya, urusan warisan. "Bencana bisa datang kepada siapa saja. Nggak melihat itu orang penting atau bukan. Nah, dengan DNA ID, identitas orang tersebut jika meninggal bisa dikenali. Sebab, DNA ID yang terdiri atas 52 digit itu berbeda orang yang satu dengan yang lain, sekalipun kembar identik," paparnya.
Dia menuturkan, sejak tiga bulan lalu Amerika Serikat sudah memopulerkan penggunaan DNA ID. Karena itu, alumnus Kobe University School of Medicine itu juga berupaya melakukan hal yang sama di Indonesia. Hingga kini, hampir seratus pasiennya sudah memiliki DNA ID. Mayoritas orang berada karena biaya tes DNA tidak murah. Sekali tes bisa menghabiskan dana Rp 5 juta per orang. Hasil tes DNA bisa diketahui dalam tiga minggu.
"DNA ID itu bisa disebut barcode-nya manusia. Jadi barcode setiap orang tidak sama," katanya. Di masa depan barcode manusia tersebut tidak sekadar menjadi identitas, namun bisa menjadi alat pembayaran semacam kartu kredit.
Belasan tahun menekuni ilmu DNA forensik Djaja sudah menangani ribuan kasus. "Sekitar 6.000 kasus," katanya. Di antara sejumlah kasus tersebut, tidak sedikit yang unik. Salah satu di antaranya adalah kasus tes DNA anak seorang mantan PSK (pekerja seks komersial) yang menikah dengan bule.
Nama dr Djaja Surya Atmaja SpF PhD SH DFM tidak asing lagi di Mabes Polri. Dialah yang selalu dilibatkan ketika polisi harus memastikan identitas
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408