Inginkan Pelantikan Jokowi Jadi Momentum Pertemuan SBY-Mega
jpnn.com - JAKARTA - Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla ternyata juga memiliki momentum politik lain. Dengan adanya undangan kepada para ketua umum partai politik untuk hadir dalam pelantikan Jokowi-JK, bisa jadi akan terjadi peristiwa bersejarah pertemuan Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Kedua tokoh politik itu menyita perhatian dalam kontestasi politik antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dengan Koalisi Merah Putih (KMP). Kegagalan pertemuan menjelang pemilihan pimpinan DPR dan MPR membuat peta politik di parlemen memenangkan posisi KMP.
Ketua Fraksi PDIP di MPR Ahmad Basarah menyatakan, seluruh fraksi di MPR telah bersepakat untuk hadir dalam pelantikan Jokowi-JK. Tidak akan ada upaya penjegalan, ataupun pemboikotan di internal parlemen, karena semua fraksi dan kelompok DPD sudah bertekad menciptakan harmoni dalam kehidupan demokrasi. "Tidak ada lagi spekulasi publik yang mengkhawatirkan Jokowi -JK akan diganjal yang serem-serem itu, semua fraksi mengamini PDIP," ujar Basarah.
Namun, terkait kehadiran para pimpinan parpol, ternyata hal itu masih belum memunculkan kepastian. MPR dalam hal ini mengirimkan undangan kepada seluruh ketua umum parpol untuk bisa menghadiri pelantikan Jokowi-JK. Keputusan untuk hadir atau tidak hadir dalam pelantikan yang digelar pada 20 Oktober itu sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing ketum parpol.
"Kita kembalikan ke tokoh yang diundang, kita tidak dalam posisi memaksa memberikan penilaian. Kita balikkan kepada yang diundang," ujarnya.
Dalam dua kali pelantikan Presiden dan Wapres sebelumnya, Megawati menolak hadir dalam pelantikan. Faktor terpilihnya SBY ketika itu nampaknya menjadi alasan utama ketidakhadiran Mega. Basarah tidak berani memastikan apakah Mega akan hadir. "Saya belum dapat konfirmasi (Bu Mega), (karena) undangan belum sampai," ujarnya.
Momentum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla diharapkan tetap bisa berjalan tenang. Kapolri Sutarman menyarankan, agar para relawan tidak perlu sampai melakukan kegiatan berlebihan yang berpotensi menganggangu ketertiban. "Saya sarankan tidak perlu arak-arakan, saya kira tidak perlu itu," kata Sutarman saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, kemarin (13/10).
Menurut dia, rasa syukur atas terselenggarannya pelantikan Jokowi-JK pasca memenangkan pilpres 9 Juli lalu, tidak pas jika disikapi dengan kegiatan tersebut. "Kalau bersyukur, bisa berdoa saja, nggak perlu arak-arakan," tandas mantan kabareskrim Polri tersebut.
JAKARTA - Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla ternyata juga memiliki momentum politik lain. Dengan adanya undangan
- Prakiraan Cuaca Hari Ini 26 November: Hujan Ringan di Sebagian Besar Indonesia
- Dirut ASDP Tinjau Pelabuhan Merak-Bakauheni Demi Layanan Prima Menjelang Nataru
- Honorer Peserta Seleksi PPPK 2024 Sudah Mendapat Pembekalan Kepegawaian, Keren nih
- BNBP: 10 Korban Tewas Tertimpa Longsor di Karo Sudah Dievakuasi
- Jampidum Terapkan RJ pada Kasus Anak Curi Perhiasan Ibu Kandung
- 5 Berita Terpopuler: Hari Guru Nasional, Mendikdasmen Beri 3 Kado, soal Tunjangan ASN dan Honorer Terungkap