Ini 2 Pernyataan Blunder Menkopolhukam Tedjo

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI), Effendi Gazali menilai pernyataan Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijatno yang menyinggung 'rakyat tak jelas' adalah melawan asumsi-asumsi komunikasi poltik.
Effendi mengungkap, hakekat dari komunikasi politik antara lain untuk mengurangi atau mengimbangi sebuah ketidakpastian. "Pernyataan Tedjo Edhy tersebut malah menambah ketidakpastian di tengah-tengah masyarakat," kata Effendi Gazali, saat dihubungi wartawan, Senin (26/1).
Dijelaskannya, bukan kali ini saja Tedjo Edhy Purdijatno melakukan blunder besar. Saat proses pengangkatan Jaksa Agung, Tedjo Edhy juga melakukan blunder.
"Ini blunder kedua yang dilakukan Tedjo Edhy. Sebelumnya ada blunder yang lebih besar dimana Pak Tedjo ini pernah menyatakan bahwa presiden menyetorkan beberapa nama ke KPK untuk nanti diberikan data oleh KPK sebagai rujukan presiden untuk menetapkan Jaksa Agung," ungkap Effendi.
Ternyata ujar Effendi, Presiden Jokowi tidak pernah mengajukan nama-nama untuk diberikan pertimbangan oleh KPK. "Itu blunder pertama yang tercatat. Apa yang dikatakan Menkopolhukam tidak sesuai dengan faktanya," tegas dia. (fas/jpnn)
JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI), Effendi Gazali menilai pernyataan Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijatno yang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Jakarta Kena Efisiensi Rp 38 Miliar, Rano Karno: Enggak Besar
- Sespimmen Polri 2025 Tingkatkan Kemampuan Manajerial Peserta Didik
- Peduli Kesehatan Warga, Polres Banyuasin Resmikan Ambulans Air
- Jelang Muktamar Ke-32 IDI, Praktisi Serukan Kebijakan Kesehatan Berkeadilan
- Menteri LH Ingatkan Tragedi TPA Leuwigajah Jadi Momentum Refleksi Pengelolaan Sampah
- KOPRABU Desak Aparat Tindak Tegas Dugaan Mafia Tanah SS, Masyarakat Diminta Waspada