Ini 3 Alasan Polisi dan Jaksa yang Nyalon Capim KPK Harus Mundur

Ini 3 Alasan Polisi dan Jaksa yang Nyalon Capim KPK Harus Mundur
Ilustrasi.

jpnn.com - JAKARTA - Indonesia Police Watch mendesak polisi dan jaksa yang mengikuti seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mundur. Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengemukakan ada tiga alasan kenapa polisi dan jaksa harus mundur dari bursa capim KPK. 

Pertama, masuknya polisi dan jaksa dalam komposisi pemimpin KPK akan menjadi antilogika. Sebab, KPK didirikan karena Polri dan kejaksaan tidak mampu menangani kasus-kasus korupsi. Sehingga logikanya komposisi pimpinan KPK harus bebas dari unsur kepolisian dan kejaksaan.

Kedua, unsur kepolisian dan kejaksaan yang ikutan dalam seleksi capim KPK tidak pernah menunjukkan prestasi maksimal dalam pemberantasan korupsi terutama di institusi internalnya. "Padahal mereka sempat memegang jabatan strategis," tegas Neta, Jumat (10/7). 

Ketiga, jika memang punya kapasitas dalam pemberantasan korupsi, mereka tak perlu repot-repot ikut seleksi di KPK. Mereka bisa tetap di institusinya di Polri dan kejaksaan  untuk memperkuat upaya penanganan kasus kasus korupsi dan pemberantasan korupsi di institusinya.

Lebih jauh IPW berharap pansel KPK mau memahami sejarah berdirinya KPK sehingga tidak ceroboh meloloskan unsur kepolisian dan kejaksaan. "Pansel KPK juga jangan membiarkan KPK menjadi "tempat mainan" atau tempat mencari kerja para pensiunan atau para calon purnawiraan," katanya.

IPW juga berharap para polisi dan jaksa yang ikut seleksi capim KPK, tau diri dengan kapasitas, kapabilitas, dan track recordnya dalam pemberantasan korupsi. "Sehinga mau berjiwa besar untuk segera mengundurkan diri," pungkasnya. (boy/jpnn)


JAKARTA - Indonesia Police Watch mendesak polisi dan jaksa yang mengikuti seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mundur.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News