Ini Alasan Hasil Panen Sawit di Jawa dan Sumatera Berbeda

jpnn.com, SUKABUMI - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII mengungkapkan faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan jumlah hasil produksi minyak sawit di pulau Sumatera dan Jawa.
General Manager Wilayah Satu PTPN VIII Irwan Maulana mengatakan, jumlah hasil panen sawit di Sumatera lebih banyak dibanding di Jawa.
Menurut Irwan, kebun kelapa sawit membutuhkan curah hujan sekitar enam milimeter untuk bisa menghasilkan buah secara maksimal.
"Curah hujan yang merata sepanjang tahun inilah yang tidak bisa kami dapatkan di Jawa, karena kami berada di bawah lintang selatan, bukan khatulistiwa," kata Irwan di Sukabumi, Senin (23/8).
Letak geografis pulau Jawa tersebut menyebabkan terjadinya musim kemarau tegas selama dua hingga tiga bulan, yang bisa mengurangi hasil panen perkebunan kelapa sawit.
Selain itu, Irwan juga mengungkapkan posisi tanah yang berbeda juga menjadi faktor perbedaan jumlah hasil panen.
"Selain curah hujan, juga soal posisi. Kalau di Sumatera itu cenderung flat (datar, red), tetapi kalau di Jawa berbukit," tutur Irwan.
Dengan demikian, perkebunan kelapa sawit di Jawa Barat memiliki potensi untuk menghasilkan hasil panen sebanyak 25 ton per hektare dalam satu tahun.
Irwan Maulana menjelaskan jumlah hasil panen sawit di Sumatera berbeda dengan Jawa. Ini penyebabnya
- AII: 16 Invensi Hasil Riset GRS 2021-2023 Siap Dihilirisasi
- Gelar Seminar, PTPN Bahas Peran Strategis Kelapa Sawit Menuju Indonesia Emas 2045
- PTPN IV PalmCo & Unilever Berkolaborasi Perkuat Integrasi Rantai Pasok Sawit Berkelanjutan
- 4 Pencuri Buah Sawit Pak Kades Baru Akhirnya Diringkus
- Pernyataan Sjafrie Sjamsoeddin soal DPN Bisa Mengurusi Hutan dan Sawit Menuai Kritik
- Konsistensi GCG Jadi Kunci PTPN IV PalmCo Mendukung Ketahanan Pangan dan Energi