Ini Alasan Jokowi Pilih Polisi dari Papua Jadi Ajudan
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo memilih Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau Kombes Johnny Eddison Isir menjadi ajudannya. Johnny tercatat sebagai ajudan presiden berdarah Papua pertama sepanjang sejarah Indonesia.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, awal mula ketertarikan presiden dari Upacara Bhayangkara pada 10 Juli 2017 lalu. Saat itu, presiden melihat ajudan Tito bernama Brigadir Stefanus yang berdarah Papua.
"Kemudian, beliau menanyakan kepada saya. Ajudan Pak Kapolri orang Papua? Ya, betul pak. Bagus ga? Bagus pak, lima tahun bersama saya. Cerdas, loyal, bisa memahami apa yang kita inginkan, dan seterusnya," kata Tito saat berkunjung di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (16/8).
Saat itu, pria yang akrab disapa Jokowi itu pun tertarik. Tito lantas menunjukkan satu nama yang berasal dari Akpol 1996 mengingat semua ajudan presiden di tiga matra berasal dari tahun yang sama. Bahkan, nama yang ditawarkan Tito merupakan lulusan terbaik Adhi Makayasa.
"Dlam sejarahnya, Akmil, AU, Akpol, satu-satunya yang pernah Adhi Makayasa juara satu itu adalah Johnny Eddison Isir. Anaknya pintar, pengalaman di Jawa sudah, Sumatera, dan di Papua," jelas dia.
Di samping itu, pendidikan Johnny tergolong bagus lantaran lulusan Master Transnational Crime Prevention University of Wollongong Australia. "Jadi bahasa Inggrisnya bagus dan pribadinya bagus," jelas Tito.
Setelah presiden menyetujuinya, Tito lantas menghadapkan Johnny. Selama tujuh bulan ajudan presiden dari Polri kosong, akhirnya Jokowi menyetujui Jhonny.
"Sudah tiga orang kami ajukan, sudah tes, kalau tesnya lulus. Cuma masalah kalau namanya mencari ajudan bukan hanya masalah kemampuan, tapi juga ngeklik ga, satu chemistry ga," kata dia.
Presiden Joko Widodo memilih Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau Kombes Johnny Eddison Isir menjadi ajudannya. Johnny tercatat sebagai ajudan
- Dirjen Laut Ingatkan Pentingnya Koordinasi yang Solid untuk Kelancaran Nataru
- Pemerasan Penonton DWP, Polri Harus Periksa Pimpinan 18 Oknum Polisi
- Brigjen Mukti Juharsa: Fredy Pratama Pasti akan Kita Tangkap
- 18 Polisi Terduga Pemeras Penonton DWP Mencoreng Institusi, Kompolnas Minta Polri Tegas
- 5 Berita Terpopuler: Ada Tuntutan Pemecatan, Honorer Non-Database BKN Minta Kesempatan Kedua
- Kronologi Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Hilang sebelum TNI-Polri Tembak Mati Komandan KKB