Ini Alasan Lion Air Group Setop Sementara Penerbangan ke Sejumlah Kota di Papua

jpnn.com, JAYAPURA - Maskapai Lion Air Group menghentikan sementara operasional penerbangan ke sejumlah kota di Provinsi Papua, seperti Timika, Merauke dan Nabire.
Penghentian sementara itu karena diberlakukannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM.
Kepala Perwakilan Lion Air Group Jayapura Agung Setya Wibowo mengakui saat ini yang melayani rute Jakarta-Jayapura hanya Batik Air, sedangkan Lion Air sudah tidak terbang sejak Selasa (6/7).
Selain itu Lion Group juga mengoperasikan pesawat Wings Air yang sebelumnya melayani Sentani-Nabire, Sentani-Dekai dan Sentani-Wamena.
"Namun, saat ini hanya melayani Sentani-Dekai dan Sentani-Wamena dengan mengoperasikan dua pesawat," kata Agung di Jayapura, Kamis (8/7).
Agung mengaku penghentian operasional penerbangan itu dijadwalkan hingga 20 Juli 2021.
"Penghentian operasional ke sejumlah kota di Papua selain akibat pemberlakuan PPKM juga karena sejumlah kota memberlakukan penumpang harus dites usap PCR dan menunjukkan hasilnya sementara beberapa kota seperti Merauke belum bisa melayaninya," kata Agung.
Juru bicara Satgas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Merauke dr. Neville Maskita ketika dihubungi dari Jayapura mengaku tes usap PCR yang ada di Merauke hanya untuk memeriksa pasien yang terjangkiti virus corona.
Kepala Perwakilan Lion Air Group Jayapura Agung Setya Wibowo mengatakan penghentian operasional penerbangan itu dijadwalkan hingga 20 Juli 2021.
- Wamendagri Ribka Haluk Apresiasi Kinerja Pansel DPRP Papua Tengah
- Bupati Pegunungan Bintang Harap Anggaran yang Kena Efisiensi Bisa Dikembalikan
- Yan Mandenas Minta MBG dan Pendidikan Gratis Jangan Dibenturkan
- Ratusan Pelajar di Wamena Demo Tolak Program Makan Bergizi Gratis
- Berulah Lagi, KKB Bakar Gedung SMP di Papua Tengah
- Dana Otsus Papua 2025, Supiori Kebagian Rp 101 Miliar