Ini Alasan Mendagri Lantik Bupati Konsel di Jakarta
jpnn.com - JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menegaskan, keputusannya melantik pasangan Bupati Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Surunuddin-Arsalim di Jakarta, Selasa (23/2) petang, karena syarat pelantikan sudah terpenuhi. Yakni sudah memenuhi syarat Pasal 160 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota.
Dalam pasal tersebut kata Tjahjo, diatur syarat-syarat calon kepala daerah terpilih berdasarkan ketetapan KPU. Kemudian untuk pelantikan, diusulkan oleh KPU ke DPRD dan DPRD menyampaikannya ke gubernur untuk diteruskan ke Mendagri.
"Jadi syarat-syaratnya sudah terpenuhi. Tapi gubernur mengatakan belum mengusulkan karena syarat pengunduran diri (Wakil Bupati terpilih Arsalim,red) belum mengundurkan diri dari PNS," ujar Tjahjo.
Kondisi tersebut kata mantan Sekjen DPP PDI Perjuangan ini, tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Apalagi syarat utama untuk dapat maju sebagai pasangan calon, sudah harus mengundurkan diri. Karena itu demi kepastian azas pemerintahan di Konawe Selatan, pelantikan ditarik ke Jakarta. Hal tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 164 ayat 3 UU Nomor 8 Tahun 2015.
Disebutkan, bila gubernur dan wakil gubernur tak bisa melantik bupati-wakil bupati terpilih, menteri boleh mengambil alih kewenangan tersebut sebagai wakil pemerintah pusat.
Selain pasal tersebut, Tjahjo juga mengaku sudah meminta izin kepada presiden atas kebijakan yang diambilnya. Dengan demikian, semua prosedur penarikan pelantikan ke Jakarta, sudah terpenuhi.(gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Anggap Maruarar Sirait Main SARA di Jakarta, Chandra: Belum Move On dari Rezim Jokowi
- Prabowo Bertemu MBZ, Targetkan Investasi Dagang Rp 158 Triliun
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'
- Heboh Aparat Nyatakan Dukungan ke YSK, Pengamat: Pelanggaran Netralitas
- Korban Erupsi Gunung Lewotobi Tetap Bisa Gunakan Hak Pilih di Pilkada 2024
- Kejari Morowali Konfirmasi Pemanggilan Anwar Hafid Hoaks