Ini Alasan Mengapa Sebagian Pemilih di Indonesia Memilih Golput
"Kalau kami enggak golput dan diam saja, itu artinya kami enggak sayang sama negara. Artinya kami membiarkan negara berjalan seperti itu dan membiarkan pendapat bahwa Indonesia sedang baik-baik saja," ungkap pekerja sosial ini.
Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Haris Azhar, terang-terangan menyampaikan sikapnya sebagai golput. Di berbagai media, Haris mengaku pesimis penyelesaian kasus pelanggaran HAM terselesaikan di bawah rezim Jokowi maupun Prabowo.
Ia juga menilai latar belakang sipil dari salah satu kandidat bukan jaminan persoalan HAM selesai.
"Ya sama saja kalau Jokowi menang juga penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu dan kedepannya juga terbelakang."
"Sama saja. Makanya saya tidak memilih kedua-duanya."
Terpaksa memilih
Leopold Sudaryono (44) mengaku dirinya adalah seorang golput tradisional sejak tahun 1997. Ia hampir tak pernah menggunakan hak suaranya, namun tak keberatan memilih jika terpaksa.
Seperti pada Pemilu tahun ini, Leopold akan 'turun gunung' untuk mencoblos karena ia menilai situasi Indonesia sudah genting.
"Mencegah yang terburuk berkuasa. Kontestasinya bukan hanya sekedar antara dua orang politis. Tapi antara dua pilihan paham yang punya konsekuensi besar dan permanen atas bangsa ini."
- Usia Penonton Konten Pornografi di Australia Semakin Muda
- Dunia Hari Ini: Israel Menyetujui Gencatan Senjata Dengan Hizbullah
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan