Ini Alasan Mengapa Sebagian Pemilih di Indonesia Memilih Golput
"Tapi malas saja. Dia memilih liburan misalnya, tahun ini memang tanggalnya kurang menguntungkan. Hari jumat ada libur jelang Paskah."
Dalam survei nasional LIPI bulan Februari lalu, Wawan mengungkap, jumlah golput karena mereka benar-benar tidak ingin memilih sangatlah kecil.
"Sebenarnya orang Indonesia kalau ditanya 'apakah akan datang ke TPS kalau punya hak pilih dan tidak ada halangan apapun?', hampir seluruhnya mengatakan akan datang."
"Kemudian ketika ditanya 'apakah ketika datang ke TPS, memberikan suara itu akan memberikan dampak bagi terpilihnya pemimpin yang baik? Mayoritas mengatakan iya."
Ia menyimpulkan bahwa dalam alam bawah sadar orang Indonesia, sebetulnya voting atau datang ke TPS dan memberikan suara pada saat Pemilu adalah sesuatu yang baik atau norma yang baik.
"Mereka juga menganggap suara mereka itu berarti untuk terpilihnya pemimpin. Dan ketika ditanya golput dan orang yang menyuarakannya harus dilindungi haknya, justru ada proporsi yang signifikan, kalau enggak salah 30 persen angkanya, itu menyatakan tidak setuju."
Wawan mengatakan hal itu menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia masih menempatkan aktivitas memilih sebagai sesuatu yang baik.
"Jadi masih menempatkan itu sebagai kewajiban dibanding hak. Golput itu dianggap sebagai orang yang tidak menunaikan kewajibannya bukan tidak menggunakan haknya."
- Usia Penonton Konten Pornografi di Australia Semakin Muda
- Dunia Hari Ini: Israel Menyetujui Gencatan Senjata Dengan Hizbullah
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan