Ini Alasan Paus Fransiskus Tak Sebut Rohingya di Myanmar
jpnn.com, DHAKA - Paus Fransiskus akhirnya buka suara terkait keputusannya tidak menyebut kata Rohingya saat berpidato di Myanmar beberapa waktu lalu. Keputusan tersebut menuai banyak kritik karena dianggap selaras dengan sikap anti-Rohingya pemerintah Myanmar.
Menurut Fransiskus, jika dirinya sampai menyebut kata Rohingya, pintu dialog dengan pemimpin Myanmar bakal tertutup. Baik itu dengan penasihat negara Aung San Suu Kyi maupun petinggi militer Min Aung Hlaing.
Karena itu, dia memilih menggunakan istilah umum, tapi tetap merujuk pada pelanggaran HAM yang dilakukan terhadap penduduk Rohingya.
’’Saya tahu, jika dalam pidato resmi saya menggunakan kata (Rohingya) itu, mereka akan menutup pintu di depan muka kami,’’ kata Paus Fransiskus dalam pesawat yang mengantarkan kepulangannya ke Roma pada Sabtu (2/12).
Dia menyatakan, hak sebagai warga negara harus terpenuhi. Tidak boleh ada tekanan dan berbagai hal lainnya yang menyiratkan kondisi penduduk Rohingya. Pemerintah Myanmar tak pernah mengakui Rohingya sebagai warga negara.
Paus ke-266 tersebut mengungkapkan, saat berdialog, dirinya telah bersikap tegas kepada para pemimpin militer di Myanmar.
Terutama terkait sikap militer untuk menghormati hak-hak warga Rohingya. Yang terpenting, pesan yang disampaikannya diterima dengan baik oleh pemerintah Myanmar.
Keputusan tersebut menuai banyak kritik karena dianggap selaras dengan sikap anti-Rohingya pemerintah Myanmar.
- Pesan Sri Paus Fransiskus dan Pilkada di Indonesia
- Katolik Kristen
- Pusaka Apresiasi Kesuksesan Polri-TNI Mengawal Kunjungan Paus Fransiskus
- Gus Addin Difitnah Cium Tangan Paus Fransiskus, LBH GP Ansor Akan Ambil Langkah Hukum
- Jokowi Perkenalkan Prabowo kepada Paus Fransiskus, Psikolog: Simbol Estafet Kepemimpinan
- Universitas Atma Jaya Siapkan Pohon Doa Sejak Kedatangan Sri Paus Fransiskus