Ini Alasan Ruhut Dukung Jokowi-JK Ketimbang Prabowo-Hatta
jpnn.com - JAKARTA - Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul ternyata punya banyak alasan mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo - Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
Salah satunya adalah PDIP mendukung Ruhut ketika mencalonkan diri sebagai Ketua Komisi III. Alasan lain yang membuat politikus asal Sumatera Utara itu mendukung pasangan nomor 2 adalah tag line yang disusung. Yakni, "Indonesia Hebat".
"Kenapa saya mendukung Jokowi-JK? Karena saya melihat saya ini orang hukum, saya melihat tagline (jargon) mereka," kata Ruhut di Gedung DPR RI Jakarta, Senin (23/6).
Dari tagline itu, Ruhut melihat bahwa Jokowi-JK akan melanjutkan kepemimpinan semua Presiden RI yang pernah menjabat, mulai dari Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Jadi aku melihat tagline Jokowi-JK, apa itu taglinenya, karena 10 tahun Pak SBY, melanjutkan yang sebelumnya, Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, Megawati, beliau lanjutkan. Jadi memang Indonesia ini hebat," jelas Ruhut.
Nah, tagline Jokowi-JK ini berbeda dengan yang diusung Prabowo Subianto - Hatta Rajasa, "Indonesia Bangkit" yang menurutnya tak ideal lagi dengan Indonesia yang sudah jauh bangkit dari keterpurukan.
"Saya mau tanya apa tagline Pak Prabowo-Hatta. 'Indonesia Bangkit?' Emangnya Indonesia selama ini tidur? Itu saja, yang ringan-ringan saja menilainya," tandas Anggota Komisi III DPR RI itu. (fat/jpnn)
JAKARTA - Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul ternyata punya banyak alasan mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- JAMAN: Masih Ada Celah di Undang-Undang untuk Tidak Naikkan PPN 12 Persen
- Yenny Wahid tak Setuju Wacana MLB NU
- PKB Sentil PDIP soal PPN 12 Persen
- Para Wisatawan di Bangka Barat Diminta Waspada Ombak Besar
- Upaya RS Atma Jaya Lestarikan Budaya Jamu untuk Perkembangan Medis
- 5 Berita Terpopuler: Ada Tuntutan Pemecatan, Honorer Non-Database BKN Minta Kesempatan Kedua