Ini Bukan Persoalan Ketidakpercayaan Terhadap MK
jpnn.com - JAKARTA - Para hakim konstitusi terhenyak menyaksikan peristiwa ricuh yang terjadi di ruang sidang pleno Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) pada Kamis, (14/11) kemarin. Ini pertama kali dalam sejarah, ruang sidang yang sangat dihormati selama ini, dalam hitungan menit rusak oleh ulah pengunjung sidang di perkara PHPUD Provinsi Maluku.
Bahkan, karena tercengang melihat aksi para pengunjung sidang, 8 hakim konstitusi sempat lupa lari menyelamatkan diri. Hingga sebuah microphone melayang menuju meja hakim, baru-lah para hakim sadar harus segera enyah dari ruang sidang pleno dan menghentikan sidang. Beruntung tak ada benda keras yang mendarat di badan hakim pengawal konstitusi.
"Waktu di skors kita masih duduk-duduk dulu nonton apa yang terjadi ternyata mereka ngejar sampai meja hakim, di situ saya melihat semua hakim bergerak lari kayak puting beliung, termasuk saya juga," ujar Hakim Konstitusi Patrialis Akbar.
Perbaikan sistem pengamanan pun dirasa perlu untuk diperbaiki.
Bagaimana pendapat MK tentang peristiwa ricuh ini? Apa yang akan dilakukan selanjutnya oleh lembaga ini dalam penyelenggaraan sidang? Berikut wawancara dengan Hakim Konstitusi Patrialis Akbar di ruang media Mahkamah Konstitusi pada Kamis malam, (14/11) kemarin :
Bagaimana Mahkamah Konstitusi (MK) memandang peristiwa yang terjadi di sidang PHPUD Provinsi Maluku?
MK bukan lagi menyayangkan tapi sangat menyesalkan karena kejadian mengamuk di Gedung MK oleh sebagian orang itu. Ini merupakan
penghinaan terhadap lembaga peradilan.