Ini Bukti Kecurangan Pilpres di Papua Versi Tim Prabowo
jpnn.com - JAKARTA – Kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengungkapkan alasannya menolak hasil Pilpres 2014 yang diputuskan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Antara lain, mengenai kecurangan pemilu di Papua.
"Kasus terbaru kami temukan dalam bentuk kejanggalan yang sangat serius di Papua," kata Penasehat Relawan Prabowo-Hatta, Suryo Prabowo kepada wartawan di Jakarta, Jumat (25/7).
Kejanggalan di Papua terlihat dari perbandingan antara data Daftar Pemilih Tetap (DPT) versi KPU dengan jumlah penduduk Biro Pusat Statistik (BPS).
Suryo membeberkan DPT KPU Papua sebanyak 3.028.568 (http://data.kpu.go.id/dptnik.php). Sementara data survei penduduk versi BPS sebesar 3.091.040 (http://papua.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=08001). Data keduanya diambil pada saat yang hampir sama, yaitu 2013-2014.
Masalahnya, kata dia, data BPS adalah jumlah penduduk total, termasuk bayi dan anak kecil. Sementara, DPT adalah warga negara yang telah berusia 17 tahun atau telah menikah. Terlihat bahwa angka selisih sangat kecil yaitu hanya dua persen, yaitu sekitar 16.864 orang.
"Apa masuk akal, kalau di Papua, orang yang umurnya di bawah 17 tahun hanya dua persen dari masyarakat?" kata Suryo.
Secara teori, lanjutnya, data DPT itu sekitar 70 persen dari total jumlah penduduk. Ini sesuai dengan struktur demografi masyarakat.
Dengan demikian, secara teori jumlah DPT di Papua hanya 2,1 juta jiwa. Atau, terjadi penggelembungan sebanyak hampir satu juta suara.
JAKARTA – Kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengungkapkan alasannya menolak hasil Pilpres 2014 yang diputuskan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
- Momen Seskab Teddy Dampingi Presiden Prabowo Temui Presiden Joe Biden di Gedung Putih
- Wamentrans Viva Yoga Berencana Revitalisasi Kawasan Transmigrasi untuk Mendukung Program Food Estate
- Wamen Viva Yoga: Kami Rancang Pembangunan Sentra Sapi Perah di Daerah Transmigrasi
- Ramses Nilai Rencana Bangun Universitas HAM Sangat Tepat di Indonesia
- Pimpinan DPR Mendukung Rencana Sekolah Negeri-Swasta Gratis di Jakarta
- Ivan yang Suruh Siswa Menggonggong Dapat Kejutan dari Tahanan Polrestabes Surabaya