Ini Bukti Negara Hadir di Tengah Kesulitan Peternak
jpnn.com, JAKARTA - Kebijakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian untuk mengganti rugi bagi para peternak yang sapinya terkena wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), sebesar Rp 10 juta per satu ekor, mendapatkan respons positif.
Dewan Pakar Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Rochadi Tawaf menilai kebijakan ganti rugi tersebut dianggap sangat membantu peternak yang hewan harus dimusnahkan secara paksa akibat wabah itu.
“Bagus. Walaupun mungkin tidak sebanding dengan harga sapi sesungguhnya. Ini bentuk perhatian pemerintah dan negara hadir di tengah kesulitan peternak,” kata Rochadi, Senin (27/6).
Meski begitu, dia menyarankan bantuan diberikan tidak dalam uang tunai, demi kelanjutan usaha mereka.
Sebagai gantinya, menurut Rochadi, bantuan diberikan melalui program corporate social responsibility (CSR).
Sebab, peternak sapi perah memiliki karakteristik berbeda dengan peternak sapi potong.
“Karena peternak sapi perah ini paling parah, selain produksinya turun, kalou usahanya mati ya enggak berkelanjutan. Kalau sapi potong mati bisa diganti dan kemudian mengembangkan, kalau sapi perah kan belum tentu harus nunggu,” tegas dia.
Rochadi mengharapkan pemerintah bisa terus pro aktif mencegah penyebaran virus PMK. Seperti halnya memproteksi wilayah yang masih bebas dari virus tersebut.
Pemerintah akan menyiapkan anggaran untuk mengganti hewan ternak khususnya sapi milik peternak usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), yang dimusnahkan.
- Seusai Hadiri KTT APEC, Menko Airlangga Lanjut Dampingi Presiden Prabowo ke Brasil
- Menko Airlangga Dampingi Presiden Prabowo Temui Sekjen PBB, Ini yang Dibahas
- Peruri dan BPR Percepat Layanan Keuangan Digital bagi UMKM
- Indonesia Impor Susu Besar-Besaran termasuk dari Malaysia, Peternak Protes
- Sebanyak 90 Ribu Pengunjung Hadiri SIAL Interfood 2024
- Ini Cara Bea Cukai Dorong UMKM Naik Kelas di Pasuruan, Tanjungpinang, dan Jambi