Ini Bukti Nyata Presiden Jokowi Sangat Dicintai Rakyat Indonesia
![Ini Bukti Nyata Presiden Jokowi Sangat Dicintai Rakyat Indonesia](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2019/06/05/presiden-joko-widodo-menggelar-open-house-di-hari-pertama-lebaran-idul-fitri-1440-hijriah-di-istana-negara-pukul-1000-1200-wib-foto-frj.jpg)
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menggelar open house di hari pertama Lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah di Istana Negara pukul 10.00-12.00 WIB.
Antusiasme warga yang datang terlihat luar biasa, tak terkecuali presiden buruh Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea.
Andi mengaku terharu melihat antusiasme ribuan masyarakat yang rela antre berjam-jam untuk bisa bersilaturahmi bersama Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo.
"Ini bukti nyata Presiden Jokowi sangat dicintai rakyat Indonesia," ujar Andi ditemui di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/6).
Andi berharap perayaan Idul Fitri bisa jadi momentum antar pendukung capres yang sempat memanas kembali adem.
"Kompetisi sudah usai dan kami sebagai pendukung capres Jokowi sangat menghargai langkah konstitusional yang diambil Prabowo untuk membawa masalah Pilpres ke MK. Kami tunggu saja keputusan MK yang rencananya diputuskan di akhir Juni," jelasnya.
Terkait dalang aksi ricuh di Bawaslu, Andi mengaku percaya Kepolisian bisa segera mengungkap aktor intelektual yang bermain di belakang layar.
Andi menilai, seluruh tokoh-tokoh partai politik maupun pendukung dari kedua capres bisa saling menahan diri dan tetap menjaga keutuhan bangsa ini.
Perayaan Idul Fitri diharapkan bisa jadi momentum antar pendukung capres yang sempat memanas kembali adem.
- Hadiri HUT ke-17 Partai Gerindra, Bamsoet Dukung Gagasan Presiden Prabowo
- Jokowi dan Korupsi
- 100 Hari Rezim Prabowo, Pengamat: Berupaya Lepas dari Bayang-Bayang Solo
- Temui Jokowi di Solo, KKPG Dorong Gibran Jadi Kader Golkar
- Jokowi Masuk Daftar Pimpinan Korup, PBNU: Apakah Lembaganya Kredibel?
- Sugeng Budiono Apresiasi Kritik Haidar Alwi Terhadap Survei OCCRP