Ini Bukti Pencitraan Adalah Segalanya bagi Presiden Donald Trump

jpnn.com, WASHINGTON - Bagi Presiden Donald Trump, tampaknya, pencitraan adalah segalanya. Karena itu, saat pertemuan politik yang dia selenggarakan di salah satu hotel di Kota Phoenix, Arizona, Amerika Serikat (AS), tidak sesuai dengan harapan, dia marah. Taipan 71 tahun tersebut ngambek karena perhelatan itu sepi.
’’Mengapa tidak banyak yang datang?’’ tanya Keith Schiller, direktur operasional Oval Office, kepada George Gigicos pada Selasa pekan lalu (22/8).
Gigicos, salah seorang ajudan kepercayaan Trump, bertanggung jawab atas reputasi sang presiden dalam acara di Phoenix tersebut. Pria yang bekerja dengan Trump sejak masa kampanye presiden itu harus bisa membuat lokasi pertemuan dipadati massa.
Kepada Schiller yang selalu mendampingi Trump, saat itu Gigicos menyatakan bahwa belum banyak massa yang datang karena acara belum dimulai. Maka, wajar jika lokasi pertemuan masih terlihat kosong ketika sejumlah stasiun televisi menayangkan persiapan di Phoenix.
Beberapa jam kemudian, telepon genggam Gigicos kembali berdering. Kali ini Trump yang meneleponnya. Melalui telepon, Trump berang. Penguasa Gedung Putih tersebut memperingatkan Gigicos untuk bekerja maksimal. Artinya, mendatangkan sebanyak-banyaknya massa.
Beberapa jam kemudian, Trump datang ke lokasi. Saat acara dimulai dan Trump menatap massa di hadapannya, dia kecewa. Massa yang datang dalam acara itu tidak sebanyak yang Trump harapkan. Dia langsung menyalahkan Gigicos.
’’Presiden Trump tidak menginginkan Anda bekerja dalam tim ini lagi,’’ kata Michael Glassner, direktur eksekutif tim kampanye Trump, kepada Gigicos.
Gara-gara tidak bisa mendatangkan massa sebanyak-banyaknya, dia dipecat. Sayang, baik Glassner maupun Gigicos menolak berkomentar tentang kabar tersebut kepada media.
Bagi Presiden Donald Trump, tampaknya, pencitraan adalah segalanya. Karena itu, saat pertemuan politik yang dia selenggarakan di salah satu hotel
- Mimpi Berkuasa Lagi, Donald Trump versi Amerika Selatan Malah Terjerat Kasus Kudeta
- Luhut Sebut Kebijakan Donald Trump Bisa jadi Peluang Indonesia
- Karambol Madinah
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Sembilan Tewas karena Banjir di Amerika Serikat
- Rabi Yahudi Sebut Trump Dipilih Tuhan untuk Tegakkan Keadilan & Memerangi Islam Radikal
- Kecam Trump, PM Spanyol: Tak Ada Real Estat Bisa Menutupi Kejahatan terhadap Kemanusiaan di Gaza