Ini Curhat Anak yang Dipaksa Ibunya Jadi Wanita Penghibur
Dia juga mendukung aku bekerja di BM. Hari pertama kerja, aku sempat terkejut dengan suasana di sana. Namun karena yang membawa ibu kandung sendiri, aku yakin tidak terjadi apa-apa. Tak di duga, begitu ada tamu yang datang ke barak tempat ibu bekerja, aku disuruh menemani tamu tersebut.
Berjalan waktu, ibu memaksaku melayani nafsu hidung belang itu. Karena aku takut sama ibuku, jadi aku terpaksa melayani laki-laki hidung belang itu. Malah, uang hasil menjajakan tubuh secara terpaksa itu, diambil ibu juga.
Mau gimana, kalau saya minta uangnya, nanti kena marah. Sekali shortime Rp300 ribu. Parahnya lagi, sudah disuruh jadi PSK dan uangnya diambil, ibu juga sering memukul aku. Aku yakin, itu semua dilakukan ibu karena pengaruh ayah tiri.
Karena selama aku kerja di barak, ayah tiriku sering menjelekkan aku.
September 2014 lalu, abang akhirnya datang ke Siantar. Jelas dia kaget pertama kali mengetahui aku dijadikan PSK oleh ibu. Dia sangat terpukul. Namun karena tak kuat daya untuk berbuat apa, rasa sakit hati hanya bisa dipendam. Aduh, gak kebayanglah, anak kandung sendiri dijadikan PSK, gitu kata abangku.
Sempat terjadi cekcok. Ibu melarang niatku kembali ke Depok. Alhasil, aku dipukuli ibu, lalu abang digigit ibu sewaktu ingin membawaku pergi dari barak itu. Untuk beberapa waktu ini, kami mengungsi ke rumah kawan dulu di Siantar, karena barang-barang masih tinggal di barak, karena tidak dikasih dibawa. (mag-1/end/smg/trg)
SEORANG penghuni Bukit Maraja (BM) di Kecamatan Gunung Malela, Simalungun, Sumut, mengungkapkan isi hatinya ke Metro Siantar (grup JPNN) pada Selasa
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gunung Ibu Kembali Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1.500 Meter
- Guru Honorer Tewas Ditembak OTK di Ilaga
- Pj Gubernur Jateng Berbagi Kasih di Hari Natal dengan Puluhan Lansia Panti Wreda
- Hewan Dilindungi Macan Akar Mati Terlindas di Tol Dumai-Pekanbaru
- PAM Jaya Naikkan Tarif Air 2025, Pelanggan Ini Tak Akan Terkena
- DPRD Kota Bogor Dorong Transparansi dalam Pelaksanaan Program BisKita