Ini Daftar Pekerjaan Rumah Jokowi-JK di Sektor Ekonomi
Di sisi lain pelaksanaan reformasi perpajakan nasional yang belum maksimal akan berakibat pemasukan pajak rendah dan utang yang menumpuk.
"Ke depan, pemerintah harus berani melakukan koreksi atas kebijakan yang mereka susun. Jejak-jejak pahit di tahun 2017 harus segera ditanggalkan. Pemerintah harus terus mengevaluasi efektivitas defisit APBN yang diakibatkan oleh kebijakan fiskal ekspansif. Belanja infrastruktur tetap harus dikontrol dan berdampak langsung pada ekonomi riil masyarakat," katanya menyarankan.
Kemudian, pemerintah harus tegas menetapkan kriteria atau prasyarat suatu program atau proyek yang boleh dan tidak boleh dibiayai utang.
Di samping untuk menjamin produktivitas, juga harus mampu mengembalikan beban bunga dan cicilan utang.
"Utang masih tersedot pada belanja infrastruktur, meski pada perlindungan
sosial juga naik. Sementara itu, sektor riil lain seperti pertanian, industri pengolahan, maupun transportasi dan komunikasi masih belum maksimal. Karenanya ke depan, utang harus diarahkan pada sektor-sektor produktif tersebut," pungkas dia.(fat/jpnn)
Sejumlah masalah ekonomi menjadi pekerjaan rumah Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla di 2018.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Pemerintah Optimistis Ekonomi Indonesia Mampu Tumbuh di Atas 5 Persen Sepanjang 2024
- Mendagri Tito: Daya Beli Masyarakat tidak Menurun, tetapi Meningkat
- Catatan Ketua MPR: Hilirisasi SDA Butuh Iklim Usaha Kondusif
- GEKRAFS Yakin Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 8 Persen di Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Perekonomian Nasional Bertumbuh tetapi Pemerintah Harus Tetap Waspada
- DPR Yakin Pemerintah Bisa Jaga Stabilitas Politik Agar Perekonomian tak Terganggu