Ini Dugaan Penyebab Pesawat Rimbun Air Jatuh, Bukan Cuaca Buruk
jpnn.com, JAYAPURA - Polisi menduga pesawat Rimbun Air yang jatuh di sekitar Bilogai, Intan Jaya, Papua, lantaran mengangkut barang bangunan melebihi kapasitas.
Kapolres Intan Jaya AKBP Sandi Sultan mengatakan ada beberapa barang bukti yang sudah dikumpulkan terkait dugaan tersebut mengingat insiden yang menewaskan ke tiga crew bukan semata-mata disebabkan cuaca buruk.
"Karena itulah kami melakukan penyelidikan guna mengungkap dugaan tersebut dan itu akan dikolaborasi dengan hasil komisi nasional keselamatan transportasi (KNKT). Kotak hitam sudah diserahkan ke KNKT," kata Sandi Sultan yang dihubungi dari Jayapura, Senin.
Dia mengatakan di TKP jatuhnya pesawat Rimbun Air ditemukan material bangunan seperti semen, pipa besi, triplek dan BBM jenis solar.
Sandi mengaku mendapat laporan bila sebelum terbang pesawat tersebut sempat mengalami perbaikan.
"Mudah-mudahan hasil penyelidikan dapat mengungkap lebih jauh terutama apakah pesawat tersebut benar-benar mengangkut barang berlebih atau tidak, " katanya.
Pesawat Rimbun Air dengan nomor penerbangan PK-OTW, sempat dilaporkan hilang kontak dalam penerbangan Nabire-Sugapa, Rabu (15/9), dan ditemukan di ketinggian 2.400 meter di sekitar Bilogai.
Pesawat dikemudikan pilot Mirza dan co-pilot Fajar serta teknisi Iswahyudi ditemukan meninggal dan jenazahnya sudah dimakamkan di kampung halaman masing-masing. (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Pesawat Rimbun Air yang jatuh di sekitar Bilogai, Intan Jaya, Papua, menewaskan tiga orang.
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti
- Pos TNI dan Polri Diberondong Peluru KKB, Seorang Warga Sipil Tewas
- Korupsi Berjamaah PON Papua, Ini Tanggapan Komnas HAM dan Himpunan Mahasiswa
- Kacau, Kantor Media di Papua Dilempar Molotov, Komnas HAM Ambil Sikap Begini
- Polisi yang Dibacok Dievakuasi ke Jayapura, Kombes Benny: Luka Korban Sangat Parah
- Polri Terjunkan Tim Inafis Untuk Identifikasi Korban Pesawat Jatuh di Pohuwato
- Akademisi Papua Apresiasi Pengungkapan Kasus Korupsi PON XX