Ini Enam Lokasi yang Diobok-obok KPK Terkait Kasus Bupati Subang

jpnn.com - JAKARTA -- Serangkaian penggeledahan kembali dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi, Kamis (14/4), dalam pengembangan suap pengamanan perkara korupsi dana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Subang 2014. Setelah Rabu (13/4) menggeledah rumah pribadi Bupati Ojang Suhandi, dan kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Barat serta Kejaksaan Negeri Subang, esok harinya penggeledahan berlanjut di enam lokasi.
"Dari lokasi tersebut penyidik menyita dokumen dan barang elektronik," kata Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati, Minggu (17/4).
Lokasi yang digeledah itu antara lain kantor Bupati Subang, kantor Badan Penanaman Modal Perizinan Subang, kantor Dinas Kesehatan Subang, kantor Operasional BPJS di Dinkes, dan dua rumah milik Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Subang Elita.
Selain itu, Yuyuk menambahkan penyidik juga mendatangi rumah dinas Ojang di Subang. "Tapi tidak digeledah, hanya membuka segel," katanya.
Ojang bersama mantan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Subang Jajang Abdul Holik dan istrinya Leni Marliani disangka menyuap jaksa Kejati Jabar Devi Rochaeni dan Kejati Jateng Fahry Nurmallo. Suap diberikan kepada anak buah Jaksa Agung Prasetyo agar tuntutan Jajang di perkara korupsi dana BPJS Subang diringankan. Selain itu, agar Ojang tak terseret kasus tersebut.
Penyidik juga menjerat Ojang dengan dugaan gratifikasi. Saat menangkap Ojang, penyidik menemukan uang Rp 385 juta di mobilnya yang diduga gratifikai terkait jabatannya sebagai bupati. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Libatkan Mahasiswa dari 44 Perguruan Tinggi untuk Kembangkan Potensi Desa
- Genjot Investasi, Prabowo Janji Ciptakan 8 Juta Lapangan Kerja
- Berbagi Kebaikan Ramadan, Bank Mandiri Santuni 57.600 Anak Yatim di Sulawesi & Maluku
- TNI Salurkan 70 Boat Polyethylene untuk Bantu Penanggulangan Banjir di Bekasi
- Marak Tawuran di Padang, Rahmat Saleh Ingatkan Pemerintah Baru Sumbar
- Telkom Kembangkan Kramat di Purbalingga jadi Desa Wisata Berbasis Konservasi