Ini Hal-hal Menarik yang akan Anda Temui Saat Berlibur ke Korea Utara
Begitu masuk ke hotel itu, saya sulit untuk keluar sekadar jalan-jalan. Sebab, hotel tersebut terletak di sebuah pulau di tengah Sungai Taedong yang dihubungkan dengan jembatan Yanggak. Tidak ada taksi yang ngetem di hotel tersebut.
Namun, di hotel bintang lima itu, semuanya lengkap. Kasino, berbagai restoran, boling, biliar, karaoke, toko suvenir, toko buku, dan spa tersedia.
Di lantai paling atas hotel, yakni lantai 47, ada restoran memutar. Di dalam restoran itu, saya serasa berada di menara air traffic control (ATC) bandara. Dari restoran tersebut, saya bisa melihat wajah Pyongyang dari berbagai sisi.
Transaksi di hotel tersebut menggunakan mata uang asing RMB (Tiongkok), dolar AS, dan euro. ”Warga asing tidak diperkenankan memiliki won,” kata Choe Yon-ok, salah seorang guide.
Tidak hanya di hotel, untuk berbelanja, juga digunakan RMB, USD, atau EUR. Sayang, nilai tukarnya tidak standar. Bergantung toko masing-masing.
Lebih enak membawa RMB atau EUR. Kalau USD rasanya kebanting banget kursnya.
Harga air mineral, misalnya, adalah RMB 2 (Rp 4 ribu). Kalau bayar pakai USD bisa kena USD 0,5 (Rp 6.500). Kalau kurs resmi dari pemerintah, USD 1 adalah 108 won.
Komunikasi juga menjadi kendala bagi turis. Nomor ponsel yang saya bawa dari Indonesia sudah pasti tidak bisa digunakan.
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara