Ini Hal-hal Menarik yang akan Anda Temui Saat Berlibur ke Korea Utara

Turis bisa membeli nomor perdana lokal dengan harga USD 80. Atau menyewa kartu SIM USD 60 untuk tiga hari. Itu pun hanya untuk berkomunikasi dengan nomor lokal.
Tidak banyak warga asing di Pyongyang. Kantor kedutaan besar juga tidak banyak. Indonesia salah satu negara yang memiliki kedutaan besar.
Di Pyongyang ada 31 warga Indonesia. Sebanyak 30 di antaranya adalah keluarga besar KBRI. ”Satu lagi adalah babysitter-nya anak Dubes Sudan,” kata Bambang Purwanto, first secretary KBRI di Pyongyang.
Katini, nama babysitter itu, berasal dari Indramayu. Dia ikut sejak Dubes itu masih tinggal di negaranya. ”Saking baiknya, ulang tahun babysitter anaknya dirayakan mengundang diplomat-diplomat asing di Pyongyang,” kata Bambang.
Untuk beribadah, hanya ada satu masjid di Pyongyang. Itu pun milik kedutaan besar Iran. Warga
Indonesia yang muslim salat Jumat di masjid tersebut. ”Kami juga sering merayakan hari raya Islam bersama-sama,” katanya.
Pyongyang hanya hidup saat siang. Ketika malam, kota tersebut seperti kota mati. Memang trem bus masih jalan. Isinya adalah pekerja yang pulang ke rumah. Namun, tidak banyak. Taksi juga sudah jarang. Tidak ada hiburan malam di sini.
Sebenarnya pemerintah Korut membangun banyak taman bermain di tengah kota. Juga, ada Kaeson Youth Park, semacam Surabaya Carnival. Namun, sarana itu hanya buka saat musim panas.
Transportasi publik di Pyongyang bisa dibilang cukup bagus. Ada lima pilihan transportasi dalam kota. Yakni, taksi, bus, metro (subway), bus trem (listrik), dan trem. Kecuali taksi, harga tiketnya sangat murah, yakni 5 won jauh-dekat. Mungkin tidak sampai Rp 3 ribu.
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu