Ini Inovasi Baru, Alat Deteksi Covid-19 Lewat Bau Keringat Ketiak
Mohammad Nuh menegaskan, alat ini bukan sebagai penganti PCR, tapi hanya untuk screening awal secara cepat.
"Alat ini tidak bisa mengantikan kalau memang diperlukan masih harus melakukan tes PCR," ungkapnya.
i-nose c-19 adalah merupakan alat screening Covid-19 pertama di dunia yang mendeteksi melalui bau keringat ketiak (axillary sweat odor).
Cara kerja i-nose c-19 ialah mengambil sampel dari bau keringat ketiak seseorang dan memprosesnya menggunakan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Alat i-nose c-19 sendiri menyerupai scanner yang dioperasikan dengan mudah. Opeator cukup menggunakan sarung tangan dan masker sebagai perlindungan dasar.
Keringat ketiak merupakan non-infectious, yang berarti limbah maupun udara buangan i-nose c-19 tidak mengandung virus Covid-19.
Setelah menjalani screening, pasien akan mendapatkan hasil dalam bentuk reaktif atau nonreaktif, yang dikirim ke alamat surel. Jika reaktif maka dianjurkan untuk melanjutkan tes swab PCR.
Selain itu, alat ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan teknologi screening Covid-19 lainnya.
Alat ini merupakan alat screening Covid-19 melalui bau keringat ketiak (axillary sweat odor) hasil inovasi guru besar ITS.
- Pupuk Kaltim Salurkan Bantuan Rp1 Miliar kepada ITS untuk Pengembangan Pendidikan & Startup
- Inovasi Ramah Lingkungan Mahasiswa ITS Berhasil jadi Juara Terbaik
- Ganesha Operation Jalin Kemitraan dengan FT-SPK Institut Telnologi Sepuluh Nopember
- Wiluyo Kusdwiharto Terpilih jadi Ketum IKA ITS 2024-2028
- IKA ITS Siap Tingkatkan Kontribusi untuk Negara
- Kampanye Calon Ketum IKA ITS Masuk Putaran Akhir, Eri Cahyadi Ingatkan Peran Alumni Membangun Bangsa