Ini Kata Kemendagri soal Rumor e-KTP Cetakan Beijing
jpnn.com, JAKARTA - Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh menjelaskan, kenapa ada e-KTP atas nama warga Muaraenim, Sumatera Selatan di antara ribuan yang tercecer di Jalan Raya Salabenda Semplak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/5) kemarin.
Menurut Zudan, pada 2010-2014 lalu, seluruh e-KTP dicetak di pusat dan dikirim ke daerah. Ketika di daerah ditemukan ada yang rusak, maka dikembalikan ke pusat sebagai bukti untuk menggantinya dengan blangko yang dapat dicetak di daerah.
"Saya kira penjelasan ini penting untuk menjawab informasi yang viral di media sosial, menyebut-nyebut ada e-KTP dari Sumsel pada e-KTP yang tercecer kemarin," ujar Zudan di Jakarta, Senin (28/5).
Mantan Penjabat gubernur Gorontalo ini lebih lanjut menegaskan, e-KTP yang sempat tercecer saat akan dibawa dari kantor Dukcapil di Pasar Minggu ke gudang peyimpanan sementara di Semplak Bogor, tidak hanya atas nama warga Muaraenim.
Tapi juga daerah daerah lain dan dipastikan semuanya dalam keadaan invalid atau rusak. "Itu bermacam-macam asal daerahnya, ada dari Banyuwangi, Polewali Mandar dan lain-lain. Jadi ketika itu kebijakannya, kalau rusak dikembalikan ke pusat. Ini untuk menjawab kenapa kok KTP dari daerah ada di pusat," ucapnya.
Zudan juga membantah kabar bohong di twitter yang menyebut KTP elektronik dicetak di Beijing, khusus untuk WNA yang berada di Indonesia. "Jadi, KTP elektroniknya asli semua, tapi invalid," pungkas Zudan.(gir/jpnn)
Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh menjelaskan beberapa rumor yang beredar soal e-KTP
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Mendagri Tito Dukung Penuh Perayaan Natal Nasional 2024 di GBK
- Mendagri Tito Dukung Sukseskan Perayaan Natal Nasional 2024 di Indonesia Arena
- Kepala BPSDM Kemendagri Tekankan Pentingnya Skill Kepemimpinan Saat Menutup Diklat PKA-PKP
- Sinergi Tanpa Sekat Jadi Kunci Kemajuan Wilayah Metropolitan
- Selamat, Pemprov Jateng Raih 3 Penghargaan Pengelolaan Keuangan Daerah
- Mendagri Tito Ungkap Ada Program Stunting Anggarannya Rp 10 M, tetapi Sampai ke Rakyat Rp 2 M