Ini Kekhawatiran YLKI Terhadap Alat Tes Cepat yang Diimpor Indonesia
![Ini Kekhawatiran YLKI Terhadap Alat Tes Cepat yang Diimpor Indonesia](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2020/06/05/ilustrasi-warga-mengikuti-tes-cepat-covid-19-foto-antararendhik-andika-86.jpg)
jpnn.com, JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengkhawatirkan tes cepat atau rapid test yang diimpor oleh Indonesia merupakan barang abal-abal jika tidak ada standar kualitas yang dilakukan oleh pemerintah.
"Karena kita masih 100 persen impor. Katakanlah kita impor dari China l, maka barang yang dipesan akan menyesuaikan anggaran," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi di Jakarta, Rabu.
Akibatnya, ujar dia, barang yang diimpor tersebut menyesuaikan dengan ketersediaan jumlah anggaran pemesan sehingga belum tentu berkualitas saat digunakan kepada masyarakat.
"Jadi jika anggarannya sekian tetap dibuatkan sesuai budget yang ada," katanya.
Di sisi lain, jika tes cepat yang diimpor tersebut kualitas bagus maka harganya juga akan mahal. Namun, ketika harus menyesuaikan surat edaran nomor:HK.02.02/I/2875/2020 tentang Batasan Tarif Tertinggi Pemeriksaan Rapid Test Antibodi yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan maka akan rugi.
Oleh karena itu, kata dia, ke depan pemerintah juga perlu mengetahui dari mana saja tes cepat tersebut didatangkan termasuk negara yang menghasilkannya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan rapid test masih dibutuhkan sepanjang alat PCR (Polymerase Chain Reaction) belum tersedia di seantero negeri.
"Semua berjalan pararel, rapid test dengan akurasi yang baik sesuai rekomendasi Kemenkes dan PCR yang lebih akurat dibanding tes cepat," kata dia. (antara/jpnn)
Pemerintah perlu mengetahui dari mana saja tes cepat tersebut didatangkan termasuk negara yang menghasilkannya.
Redaktur & Reporter : Fajar W Hermawan
- Isu COVID & Lab Wuhan Mencuat Lagi, China Gercep Membela Diri
- Sidang Tuntutan Korupsi APD Covid-19 di Sumut Ditunda, Ini Masalahnya
- Trump Bikin Gebrakan Hari Pertama, Langsung Teken Keppres agar AS Keluar dari WHO
- Tanggapi Kenaikan Tarif Air di Jakarta, YLKI: Masyarakat Harus Atur Pola Konsumsi
- Kasus Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Ada yang Anak-anak
- YLKI Minta Jangan Ada Protes soal Diskon Listrik ya, Sudah Pas