Ini Kiat Ibu-ibu Berbelanja Siasati Kenaikan Harga-Harga
Kenaikan harga-harga juga meresahkan ibu rumah tangga di Kota Malang. Yulianti Nurwidianto, 38, wanita karir di Kota Malang, mengatakan bahwa kenaikan harga elpiji, bumbu seperti bawang putih, dan BBM benar-benar membuat anggaran belanja makin kedodoran.
Sebelumnya belanja lengkap untuk menu sehari saja sekitar Rp 30 ribu, kini bisa mencapai Rp 50 ribu. Itu saja dengan satu macam lauk, sayuran, tempe dan tahu, hingga buah-buahan. ”Lumayan terasa. Pemakaian elpiji saja juga harus diirit. Kalau beberapa bulan sebelumnya elpiji 12 kg Rp 137 ribu, saat ini harganya sekitar Rp 147 ribu di tempat saya,” keluh ibu tiga putra tersebut kepada Jawa Pos Radar Malang kemarin.
Jika ingin masak cepat, Yulianti mengaku harus pandai-pandai menyiasati dengan menggunakan alat masak yang bikin irit. Misalnya, memasak daging dengan panci tekan (presto) cukup beberapa menit saja, sudah cepat matang. Lalu menggunakan alat masak yang supercepat seperti panci teflon persegi dengan dua permukaan yang dikatupkan.
”Saya kira dengan alat masak yang hemat waktu dan elpiji ini cukup membantu. Sebab, adakalanya anak-anak itu menunya berbeda dengan ayahnya. Jadi harus memasak lebih dari satu dalam satu hari,” papar Yulianti berbagai tip.
Bahkan, makan di restoran saat weekend kini juga lebih banyak menguras kantong. Banyak harga makanan yang naik. Kalau dulu satu porsi makanan Jepang Rp 17 ribuan di mal, kini harganya Rp 25 ribu.
”Ya, bagaimana lagi? Namanya orang tua menyenangkan anaknya, ya harus tetap dibelikan. Mungkin frekuensi makan di luar perlu dikurangi ya. Kalau dulu seminggu sekali, sekarang bisa sebulan dua kali saja lah,” tutur lulusan Fakultas Hukum Universitas Airlangga 1998 tersebut.
Seperti Inung di Jakarta, Yulianti juga mulai membeli kebutuhan dapur secukupnya karena rentan rusak sehingga bisa terbuang. Siasat menghemat juga bisa dilakukan dengan rajin-rajin melihat promo iklan supermarket saat akhir pekan. Biasanya saat akhir pekan banyak promo harga hemat. Sering kali harganya jauh lebih murah daripada di pasar tradisional. ”Kalau sudah hari Kamis, saya selalu rajin melototin produk yang didiskon yang dimuat di Radar Malang,” ujar istri PNS Pemkot Malang itu.
Sikap lebih luwes atas kenaikan harga-harga kebutuhan pokok diungkapkan Astri Lorawati, 35, ibu rumah tangga warga Perumnas Mojosongo, Jalan Malabar Selatan, Solo. Ibu tiga anak tersebut menilai kenaikan harga kebutuhan pokok mesti disikapi bijaksana. Asalkan barang-barang tidak langka di pasaran. ”Yang bikin pusing itu kalau harganya naik dan barang sulit dicari. Aduh,” ucapnya kepada Jawa Pos Radar Solo kemarin.
JAKARTA - Keputusan menaikkan harga BBM dan elpiji 12 kg serta tarif listrik dan kereta api kelas ekonomi secara hampir bersamaan membuat masyarakat
- Wapres Gibran Borong Emping Jagung Nasabah PNM Mekaar
- Kepala BPJPH: Sertifikasi Halal Tingkatkan Nilai Tambah Produk
- BPJS Ketenagakerjaan Gelar Social Security Summit 2024
- BRI Life Beri Perlindungan Asuransi Mikro Bagi 35.224 Petani & UMKM di Jawa Barat
- Bank bjb Raih Penghargaan Most Trusted Banking 2024
- Menkop ajak Mentrans Iftitah untuk Produksi Susu Segar di Kawasan Transmigrasi