Ini Latar Belakang Radikalisme Merambah Dunia Maya
Hal itu terlihat dari pola propaganda kelompok radikal yang bergeser dari cara-cara konvensial ke media dan dunia maya.
“Dulu terorisme melakukan rekrutmen dengan melalui hubungan kekeluargaan, pertemanan, ketokohan, dan lembaga keagamaan. Jadi, mulai merekrut sampai pembaitan, mereka harus tatap muka untuk melakukan indoktrinasi, rekrutmen, dan pembaiatan. Sekarang beda. Terorisme sudah menggunakan website, medsos, social messenger,” jelas mantan Danrem 074/Warastratama Solo ini.
Salah bukti pola itu adalah pelaku yang siap melakukan aksi bom bunuh diri di Istana Negara beberapa waktu lalu.
Pelaku dibaiat melalui online. Setelah itu, menikah secara online.
Dia menambahkan, ada beberapa alasan teroris selalu menggunakan dunia maya. Salah satunya dunia maya mudah diakses.
“Intinya, kelompok teroris menggunakan internet untuk melakukan perang psikologis, propaganda, pengumpulan dana dan data, serta berdiskusi antarmereka,” pungkas Abdul Rahman. (jos/jpnn)
Pesatnya perkembangan informasi dan teknologi komunikasi menjadikan kelompok teroris sangat leluasa memanfaatkannya untuk melakukan propaganda.
Redaktur & Reporter : Ragil
- BNPT & PNM Kerja Sama Cegah Radikalisme lewat Pemberdayaan Ekonomi
- Kepala BNPT: RAN PE Masih Perlu Dilanjutkan
- LPOI dan LPOK Ingatkan untuk Mewaspadai Metamorfosa Gerakan Radikalisme dan Terorisme
- Pakar Terorisme Sebut Kelompok Radikal Mulai Memakai AI untuk Menyebarkan Ideologi
- Kepala BNPT Imbau Semua Jajaran Tetap Waspada dan Jaga Kondusivitas Jelang Lebaran
- Berantas Terorisme, BNPT Minta Masyarakat Menyaring Konten Radikalisme di Dunia Maya