Ini Latar Pendidikan Dua Pilot yang Mengawaki Pesawat Tempur TNI AU
jpnn.com - JAKARTA – Letnan Kolonel (Penerbang) Marda Sarjono dan Kapten Penerbang Dwi Cahyadi merupakan satuan skuadron Udara 15 Lanud Iswahjudi Madiun. Dalam catatan Lanud Iswahjudi Madiun, mereka bergabung sejak sejak tahun 2013.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau), Marsekal Pertama Dwi Badarmanto mengatakan Letkol Marda merupakan alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1997. “Dia menjabat sebagai Komandan Skuadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Madiun,” kata Marsma TNI Dwi Badarmanto saat jumpa pers di Base Operasi Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Minggu (15/12).
Sedangkan Kapten Dwi Cahyadi merupakan alumnus AAU tahun 2005. Saat ini, Kapten Dwi adalah salah satu penerbang milik skuadron udara 15.
Sebelumnya, pesawat tempur T-50i Golden Eagle mengalami musibah saat HUT AAU ke-70 Gebyar Dirgantara pada Minggu (20/12) pagi. Kedua pilot diketahui tengah bermanuver terbang rendah untuk menghibur pengunjung disana.
Namun nahas, pesawat tempur diduga mengalami masalah. Sehingga kedua pilot tak bisa menyalamatkan diri dan tewas.
Padahal, usia bergabungnya mereka, berbanding lurus dengan beroperasinya pesawat T-50i Golden Eagle yang baru aktif mengudara pada 2014. T-50i Golden Eagle dibeli dari Korean Aero Industries (KAI) Korea Selatan untuk kebutuhan latihan tempur para pilot.
“Kemenhan memberikan (T-50i) kepada TNI AU yang kemudian ditempatkan di Skuadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Madiun,” pungkasnya.(mg4/jpnn)
JAKARTA – Letnan Kolonel (Penerbang) Marda Sarjono dan Kapten Penerbang Dwi Cahyadi merupakan satuan skuadron Udara 15 Lanud Iswahjudi Madiun.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan