Ini Lho Oknum Linmas Pembacok Ketua KPPS, Ternyata yang Mencoblos bukan Istrinya

jpnn.com, PALEMBANG - Kapolrestabes Palembang Kombes Harryo Sugihhartono menyebut oknum linmas berinisial RV yang membacok ketua KPPS di daerah itu terancam Pasal 351 tentang penganiayaan dengan sanksi penjara 2 tahun 8 bulan.
"Kemudian, jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun," kata Kombes Harryo saat konferensi pers di Palembang, Sabtu (17/2).
Pembacokan terjadi di salah satu KPPS di wilayah Kelurahan 30 Ilir, Kecamatan Ilir Barat ll, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (14/2).
Kemudian, personel Satreskrim Polrestabes Palembang menangkap pelaku pada Jumat 16 Februari 2024.
Sementara itu, RV (34), pelaku pembacokan terhadap ketua KPPS TPS 27 RT 23/08 Kelurahan 30 Ilir Kecamatan IB II, Palembang mengakui kesalahannya.
"Saya mengaku salah pak, atas peristiwa pembacokan ini. Ini terjadi karena saya kesal permintaan saya untuk mendahulukan saudara saya nyoblos di TPS tersebut tidak didahulukan korban," ucapnya.
Pelaku mengaku saat itu istrinya memang tidak mencoblos, tetapi sang istri yang sedang hamil 9 bulan datang menemani adiknya yang hendak mencoblos.
Awalnya dibakarkan oknum Linmas ini membacok ketua KPPS lantaran marah sang istri yang hamil tidak didahulukan mencoblos.
Dengarlah pengakuan oknum Linmas pembacok ketua KPPS di Palembang yang ditangkap polisi pada Jumat (16/2). Yang mencoblos ternyata bukan istrinya.
- Perang Sarung di Sukabumi Digagalkan Polisi, 10 Remaja Ditangkap
- Pempek Tetap jadi Menu Andalan Warga Palembang Saat Berbuka Puasa
- Berbuat Dosa saat Ramadan, 8 Warga Musi Rawas Ditangkap
- Jam Kerja Pegawai di Pemprov Sumsel Akan Dipersingkat Selama Ramadan
- Penjualan Langsung Sepi, Pedagang Daging Sapi di Pasar KM 5 Palembang Berjualan Online
- Mbak CL Buka Bisnis Terlarang di Kebun Sawit, Begini Akibatnya