Ini Membuktikan Adanya Permainan Pedagang dan Importir
jpnn.com, JAKARTA - Memasuki musim panen di beberapa sentra produksi turut mempengaruhi harga di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) yang turun Rp 200 - Rp 300 rupiah.
Begitu pula dengan harga gabah seperti di wilayah Sumatera Selatan yang anjlok hingga Rp 800 rupiah. Padahal diketahui beras impor yang didatangkan dari negara Thailand dan Vietnam belum masuk.
Menurut Pengamat Kebijakan Pangan Dr Yanuar Rizki, kondisi ini mengindikasikan soal harga beras dikonsumen tidak lebih dari permainan isu dan bukan terkait kondisi riil.
“Kalau pasokan masih sama, tapi harga bisa turun karena persepsi ada impor beras dan harga gabah turun, maka ini membuktikan soal harga beras di konsumen lebih kepada permainan isu bukan kondisi riil," ujarnya, Sabtu (27/1)
Karena, menurut Yanuar, kondisi riilnya beras impor sendiri belum masuk ke Indonesia tapi harga sudah bisa turun. Jadi, tanpa tambah pasokan impor pun bisa turun dari sisi suply-demand di stok beras.
“Justru, sekarang yang jadi korban adalah petani harga gabah nya turun ditekan oleh isu impor”, katanya.
Yanuar menambahkan, persoalan hulu di petani dan hilir dikonsumen sebenarnya bisa dijaga dan dikelola lebih baik. Namun isu impor beras ini menjadi sangat kontraproduktif terhadap seluruh sistem pertanian nasional yang dengan susah payah dibangun.
Yanuar menilai fakta ini memberikan bukti bila persoalan harga beras dan harga gabah sebenarnya hanya permainan para pedagang dan importir.
Fakta ini memberikan bukti bila persoalan harga beras dan harga gabah sebenarnya hanya permainan para pedagang dan importir.
- Dukung Pangan Bergizi, Kementan Gelar Bimbingan Teknis Pemanfaatan Pekarangan
- Dukungan Besar Pedagang Pasar Wadung Asri Sidoarjo Memperkuat Peluang Kemenangan Khofifah
- KPK Panggil Auditor Utama BPK terkait Kasus Korupsi X-Ray di Kementan
- Optimalkan Produksi Beras Nasional, Kementan Siapkan Brigade Pangan dari Bone
- KPK Panggil Dirut Nusantara Inti Solusindo dan Okky Dharmosetio
- Dilantik Lagi jadi Mentan, Amran Sulaiman Siap Berjuang untuk Indonesia Berdaulat Pangan