Ini Olahraga yang Tepat Bagi Penderita HIV/AIDS
Latihan kekuatan melibatkan pengerahan kekuatan dengan memindahkan (mendorong atau menarik) objek berat. Untuk ini, Anda bisa mengangkat barbel atau beban di pusat kebugaran. Jika ingin praktis, benda-benda di rumah juga bisa dimanfaatkan, misalnya mengangkat ember berisi air. Di sisi lain, Anda dapat menggunakan berat badan Anda sendiri dalam latihan, seperti push-up atau pull-up.
Aerobik
Latihan aerobik baik untuk penderita HIV/AIDS karena dapat membantu menguatkan paru-paru dan jantung. Pada gilirannya, olahraga jenis ini akan meningkatkan seberapa banyak darah dan oksigen yang dipompa jantung ke otot.
Beberapa jenis olahraga aerobik yang bisa dijadikan pilihan adalah joging, lari, berenang, dan bersepeda.
Para ahli menyarankan para penderita HIV/AIDS untuk berolahraga 30 menit dalam sehari sebanyak lima kali seminggu. Jika terlalu berat, Anda bisa melakukannya secara bertahap, hingga mencapai 150 menit per minggu, yang penting, konsistensi.
Tetap perhatikan kondisi
Jangan biarkan olahraga membuat lupa akan adanya penyakit HIV/AIDS. Karenanya, jika mulai terasa lelah dan kehilangan energi, penderita HIV/AIDS sangat dianjurkan untuk:
1.Minum
Meski memiliki virus mematikan di dalam tubuh, penderita HIV/AIDS tetap tidak boleh meninggalkan olahraga agar kualitas hidupnya terus terjaga.
- Technogym & MOIE Hadirkan Nuansa Elegan dalam Kebugaran
- Upbit Indonesia Dukung Generasi Muda di Bidang Olahraga Kancah Internasional
- Efek Aquabike Championship 2024 Penumpang Ferry di Danau Toba Melonjak 12,7%
- HUT Ke-60 Golkar, Ahmad Irawan Gelorakan Semangat dan Gaya Hidup Sehat
- Dukung Pertumbuhan Komunitas Lokal, SnackVideo Akan Bantu Sediakan Sarana Olahraga
- Fokus KORMI hingga 2045, Menjadikan Indonesia Bugar Lewat Anak Muda