Ini Pengakuan Sang Ayah yang Tega Menyiksa Anaknya hingga Tewas
jpnn.com - BATAM - M Efendi ayah Muhammad Maulana, bocah 2,7 tahun yang tewas dibunuh itu ternyata mantan anggota taekondow bersabuk pink. Kemarin usai mengakui perbuatannya, Efendi tak terlihat menyesal telah membunuh Maulana. Bahkan ia dengan santai memberikan keterangan kepada sejumlah awak media.
"Saya kesal, dia 'eek' dicelana. Biasanya kalau 'eek' (buang air besar, red) pasti bilang, tapi kemarin enggak. Bikin saya emosi," terang Efendi, seperti dikutip dari batampos.co.id (group JPNN), Minggu.
Pria beranak tiga ini sengaja menyembunyikan kematian Maulana karena takut dibenci istrinya. Karena itu, ia membuat alibi-alibi untuk menutupi penganiayaan yang menyebabkan Maulana tewas.
"Saya hanya takut istri marah. Kalau anak meninggal sedih sih, tapi lebih takut istri marah sama saya," ujarnya masih santai.
Menurut dia, Maulana sempat menangis dan duduk memanggil namanya usai ditendang kuat. Namun, ia tak peduli. Ia memilih tidur dan membiarkan Maulana terbaring di lantai.
"Saya kesal, makanya saya biarkan dia satu jam. Biar tahu kalau 'eek' dicelana itu salah," terang pria yang sudah delapan tahun menikah ini.
Ia juga berdalih tak pernah menganiaya Maulana sebelumnya. Namun, hari itu ia kesal hingga tega menganiaya dan menyebabkan korban meninggal.
"Biasanya saya jewer saja. Saya punya tiga anak, yang kecil lagi tidur di ayunan, yang besar di kampung dan dia berulah pula dengan 'eek' dicelana," jelas pria asal Medan ini.(she/ray)
BATAM - M Efendi ayah Muhammad Maulana, bocah 2,7 tahun yang tewas dibunuh itu ternyata mantan anggota taekondow bersabuk pink. Kemarin usai mengakui
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Polisi Buru Pelaku Penganiayaan Sopir dan Penumpang Ojol di Cibiru Hilir
- Polisi Gagalkan 9 Kilo Sabu-Sabu Beredar di Kota Bandung
- Pemerasan Penonton DWP, Polri Harus Periksa Pimpinan 18 Oknum Polisi
- Kronologi Pemicu Perselisihan Ojol vs Opang di Cibiru Hilir Bandung
- Selundupkan Narkoba dalam Hijab ke Lapas Tulungagung, MM Ketahuan Petugas
- Tim Penasihat Hukum Harvey Moeis Minta Hakim Bijaksana Ambil Keputusan