Ini Penjelasan BNPB Soal Asap di Riau
jpnn.com - JAKARTA - Meski jumlah titik api/hotsopt di Riau nihil tapi kabut asap di Kota Pekanbaru pada Senin (28/9) pagi begitu pekat. Itu terlihat jarak pandang di Kota Pekanbaru hanya 100 meter pada pagi hari. Kemudian Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) tidak sehat (190). Apa penyebabnya?
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho saat dihubungi JPNN.com pada Senin (28/9) sore, menjelaskan kondisi tersebut bisa terjadi karena tiga hal.
Pertama, titik api memang sudah tidak ada tetapi asap masih mengepul dari kedalaman gambut. Kedua, titik api masih ada, tapi kepekatan asap membuat satelit tidak bisa mendeteksinya.
Karena berdasarkan laporan tim pemadaman darat, BNPB masih menerima laporan adanya titik api. “Berdasarkan laporan tim di darat mereka masih banyak menemukan titik api,” kata Sutopo.
Ketiga, ketebalatan kabut asap kemungkinan terjadi karena akumulasi asap yang ada di Riau, ditambah kiriman dari bagi bagian selatan Riau yakni Jambi dan Sumatera Selatan. Hal tersebut didukung citra satelit yang menunjukan intensitas hotspot di Sumsel cukup banyak. Ditambah sebaran hotspot di Jambi.
“Asap di Riau akumulasi dari asap dari Riau ditambah dari Jambi dan Sumsel,” kata Sutopo. Asap kiriman ini disebabkan angin muson barat yang berhembus dari selatan ke utara dan timur laut.(fat/jpnn)
JAKARTA - Meski jumlah titik api/hotsopt di Riau nihil tapi kabut asap di Kota Pekanbaru pada Senin (28/9) pagi begitu pekat. Itu terlihat jarak
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Majelis Masyayikh Dorong Penguatan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Pesantren
- Menteri LH Hanif Faisol Wajibkan Produsen FMCG Susun Peta Jalan Pengurangan Sampah
- Ini Lho Isi Surat JAD soal Teror Bom Panci di Kampus Unpar, Cermati Kalimatnya
- Gus Imin Dukung Kemenag Bentuk Dirjen Pondok Pesantren
- Mengenal Jejak Sejarah Lagu Indonesia Raya di Hari Pahlawan
- Begini Penjelasan Ahli Hukum Bisnis soal Kerja Sama PT Timah dengan Swasta