Ini Penjelasan Bupati Buton Soal Transfer Rp 1 M
Sekitar tujuh menit di ruangan, Umar merasa tidak nyaman. Dia langsung memberi isyarat kepada Arbab ingin pulang.
"Arbab lalu mengantar saya ke lobi dan saya langsung pulang dan matikan HP saya," katanya dalam sidang yang beragendakan pemeriksaan terdakwa itu.
Keesokan paginya, lanjut Umar, Arbab menelpon untuk meminta uang. Tak mau menyanggupi permintaan itu, Umar pun berkelit. Dia kembali mematikan HP.
Tapi ternyata Arbab terus menerornya dengan permintaan tersebut. "Malamnya saya buka HP, masuk SMS dari Arbab meminta Rp 5 miliar," tegasnya.
Umar akhirnya mengikuti kemauan Arbab karena tak mau terus-terusan diganggu. Dia mentransfer Rp 1 miliar ke rekening yang diberikan oleh Arbab.
Berdasarkan pengakuan Arbab, lanjut Umar lagi, rekening tersebut milik rekannya untuk keperluan bisnis.
"Setelah saya transfer, saya lalu ganti nomor HP karena saya tidak ingin lagi berurusan dengan Arbab,” kata Umar.
Nah, sekitar dua tahun kemudian mencuatlah kasus Akil ditangkap KPK terkait suap sengketa pilkada.
Bupati Buton non aktif Samsu Umar Abdul Samiun tak merasa pernah memberikan uang untuk mempengaruhi hasil sidang sengketa pilkada di Mahkamah Konstitusi.
- Gubernur Sultra Ali Mazi Ogah Lantik 3 Penjabat Bupati Ini, Ada Apa?
- KPK Bantah eks Bupati Buton Penyuap Akil Mochtar Bebas di Putusan MA
- Warga Sampuabalo Membakar 87 Rumah Penduduk Desa Gunung Jaya
- Rumah Mewah Akil Mochtar Tak Laku Dilelang KPK
- Eks Wako Palembang Meninggal Dunia Akibat Serangan Jantung
- Umar Bantah Suap Akil Mochtar