Ini Penjelasan Hasil Rapid Test Reaktif dan Nonreaktif, Waspada OTG Corona!
jpnn.com, SURABAYA - Ketua Gugus Tugas Kuratif Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi menjelaskan nonreaktif rapid test ternyata bisa jadi positif swab test.
Itu dibuktikan dengan kasus driver ojek online yang meninggal beberapa waktu lalu.
Berdasarkan data 2-3 persen pasien positif Covid-19 berasal dari rapid test non-reaktif. Hal ini karena dalam tubuh manusia belum terbentuk antibodi untuk melawan virus.
"Justru yang hasil rapid testnya non-reaktif ini harus kita waspadai, karena dia belum terbentuk antibodi," kata Joni.
Selain PCR, kata Joni, untuk melihat ada atau tidak virus corona dalam tubuh bisa menggunakan tes cepat melekuler (TCM).
Test ini biasa digunakan untuk pasien yang menderita penyakit Tubercolosis (TBC). Bahkan, test TCM saat ini sudah dilakukan beberapa daerah.
Setidaknya sudah delapan kabupaten yang sudah menggunakan TCM. Rencananya, bertambah dua kabupaten lagi. Total sudah ada 3.203 pasien yang dilakukan test dengan TCM tersebut.
"Beberapa rumah sakit di daerah sudah kita libatkan. Kalau di Kota Kediri ada RSUD Gambiran, di Tulungagung ada RSUD dr Iskak, dan di Sidoarjo ada RSUD. Nah kalau kita di RSUD Dr Soetomo pakainya PCR. Kemudian di RSUD Soegiri Lamongan," katanya.
Saat menjalani rapid test bisa didapatkan hasil reaktif dan nonreaktif yang harus dipertegas lewat swab test.
- Bu Nanik Ungkap Fakta Terkini Covid-19 di Surabaya, Waspada
- Kantor Kanwil Kemenkumham Sultra Lockdown, Ini Penyebabnya
- AKBP Supraptono Sebut 48 Penumpang KM Sinabung Terpapar Covid-19
- Hamdalah! Jumlah Pasien Covid-19 yang Dirawat di RS Mengalami Penurunan
- Prof Wiku Adisasmito Bagikan Tips Mengenali Gejala Covid-19 Ini
- IDI Ingatkan Bahaya Lain di Balik Status OTG, Wajib Melaporkan Kondisi