Ini Penyebab Partisipasi Pemilih di Pilkada Rendah

jpnn.com - JAKARTA - Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 diwarnai rendahnya partisipasi pemilih menyalurkan hak suara.
Menurut peneliti kebijakan publik dari Institute for Development of Policy and Local Partnerships (IDP-LP) Riko Noviantoro salah satu penyebabnya ada kejenuhan politik.
"Ada situasi kejenuhan politik, masyarakat letih dengan situasi politik pascapilpres, terutama terhadap berbagai manuver jelang pilpres ketika itu," ujar Riko Noviantoro ketika diminta tanggapannya di Depok, Selasa (10/12).
Menurut Riko rendahnya partisipasi pemilih seharusnya menjadi koreksi bersama terutama partai politik, aktor politik, akademisi dan penggiat kepemiluan.
"Mereka tentunya memahami hal ini dan menjadi bahan pelajaran agar kedepannya lebih baik lagi," ucapnya.
Dia mengatakan rendahnya partisipasi pemilih ini bisa menjadi simbol ketidakpercayaan publik terhadap mekanisme pemilu.
"Artinya, seluruh tahapan pemilu dinilai meragukan, sehingga mendorong rasa enggan untuk berpartisipasi dalam pesta demokrasi lima tahunan ini," ucapnya.
Riko juga berpendapat beberapa daerah menunjukkan pemilih gen-z aktif terlibat, bahkan dalam masa kampanye pilkada.
Peneliti menyebut hal ini yang menjadi penyebab partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 rendah.
- Saksi Ahli di MK: Tindakan KPU Barito Utara Sudah Sesuai Parameter Pemilu Demokratis
- Ratu Zakiyah-Najib Hamas Ajak Masyarakat Bersatu untuk Bangun Serang Lebih Maju
- Ini Daftar 23 Kepala Daerah Terpillih di Sulsel yang akan Dilantik 20 Februari
- Waka MPR Eddy Soeparno Sebut Pelantikan Kepala Daerah 20 Februari Jalan Tengah Terbaik
- Bawaslu Kalsel Evaluasi Menyeluruh Pelaksanaan Pilkada 2024
- Pihak yang Bersengketa Pilkada 2024 Diminta Terima Putusan MK dengan Ikhlas