Ini Penyebab Partisipasi Pemilih di Pilkada Rendah
jpnn.com - JAKARTA - Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 diwarnai rendahnya partisipasi pemilih menyalurkan hak suara.
Menurut peneliti kebijakan publik dari Institute for Development of Policy and Local Partnerships (IDP-LP) Riko Noviantoro salah satu penyebabnya ada kejenuhan politik.
"Ada situasi kejenuhan politik, masyarakat letih dengan situasi politik pascapilpres, terutama terhadap berbagai manuver jelang pilpres ketika itu," ujar Riko Noviantoro ketika diminta tanggapannya di Depok, Selasa (10/12).
Menurut Riko rendahnya partisipasi pemilih seharusnya menjadi koreksi bersama terutama partai politik, aktor politik, akademisi dan penggiat kepemiluan.
"Mereka tentunya memahami hal ini dan menjadi bahan pelajaran agar kedepannya lebih baik lagi," ucapnya.
Dia mengatakan rendahnya partisipasi pemilih ini bisa menjadi simbol ketidakpercayaan publik terhadap mekanisme pemilu.
"Artinya, seluruh tahapan pemilu dinilai meragukan, sehingga mendorong rasa enggan untuk berpartisipasi dalam pesta demokrasi lima tahunan ini," ucapnya.
Riko juga berpendapat beberapa daerah menunjukkan pemilih gen-z aktif terlibat, bahkan dalam masa kampanye pilkada.
Peneliti menyebut hal ini yang menjadi penyebab partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 rendah.
- 14 Daerah di Sumut Tunggu Putusan MK terkait Hasil Pilkada 2024
- 8 Daerah di Sumsel Menetapkan Kepala Daerah
- Sah! Farhan dan Erwin Ditetapkan jadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung
- Tok! Wayan Koster-Giri Prasta Resmi Ditetapkan jadi Gubernur dan Wagub Bali
- Ratusan Polisi Dikerahkan untuk Amankan Penetapan Gubernur-Wagub Papua Barat
- Jadwal Pelantikan Kepala Daerah Terpilih Diundur, Komisi II DPR RI Ungkap Tanggalnya