Ini Penyebab Penerbangan Surabaya Sering Tertunda

SURABAYA - Penerbangan di kawasan Surabaya belakangan sering terganggu. Beberapa jadwal terpaksa ditunda untuk menghindari terjadinya insiden penerbangan. Ini ternyata terjadi karena cuaca yang ekstrem.
Selain penundaan jadwal, pendaratan beberapa pesawat terpaksa dialihkan ke Bali. Contohnya, akhir pekan lalu. Pesawat dari Hongkong terpaksa di-divert karena cuaca buruk. Fenomena semacam itu terjadi lebih dari sekali.
Sejumlah maskapai di Bandara Internasional Juanda mengungkapkan, pekan lalu memang banyak terjadi penundaan penerbangan. "Kala itu jarak pandang pilot tidak lebih dari 1 kilometer," ucap Widianto, salah seorang pegawai maskapai di Bandara Internasional Juanda.
Ketua Airline Operators Committee (AOC) Soedjoko Dalijo mengakui hal itu. Dia menjelaskan, airline selalu mengutamakan keselamatan penumpang. Saat kondisi cuaca buruk, awak dan kru pesawat tidak boleh memaksa terbang. "Kami pasti menunggu hingga cuaca dinyatakan aman," katanya.
Soedjoko yakin masyarakat bisa memaklumi kondisi tersebut. Saat cuaca normal, jadwal penerbangan bisa berlangsung seperti yang direncanakan. Sebaliknya, ketika cuaca ekstrem, penerbangan tidak seperti yang diharapkan. "Kami lebih mengutamakan keselamatan penumpang. Kebijakan itu sangat dipahami semua pihak," ungkap Soedjoko.
Berdasar data di BMKG kemarin, kecepatan angin berkisar 5-35 kilometer per jam. Sementara itu, jarak pandang mulai 4 hingga 10 kilometer per jam. Kondisi tersebut bisa berubah drastis. Karena itu, BMKG terus melakukan pemantauan.
Cuaca dianggap rawan apabila jarak pandang terbatas. Minimal jarak pandang untuk pilot sekitar 3 kilometer. Kurang dari angka itu, penerbangan pasti dihentikan.
Selain penerbangan, cuaca juga sangat penting untuk transportasi laut. Ketinggian gelombang menentukan kapal bisa berlayar atau tidak. Ketinggian ombak kemarin berkisar 0,7 meter. Kondisi tersebut dianggap kondusif.
Kasi Data dan Informasi BMKG Perak Eko Prasetyo mengatakan, kondisi tersebut diperkirakan terjadi hingga beberapa hari ke depan. Pada posisi seperti itu, aktivitas pelayaran dan penyeberangan dianggap aman. "Cuaca masih terkendali dan bisa dilalui kapal," ungkapnya.
Berbeda halnya jika angin dan gelombang laut tinggi. Anak buah kapal pasti menunda keberangkatan. Mereka menunggu hingga kondisi cuaca di pelabuhan maupun di tengah laut dianggap aman. Ketinggian gelombang laut yang aman berkisar 1-3 meter. (riq/c6/fat/flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kapolda Riau Copot Kapolsek Bukit Raya Gegara Aksi Brutal Debt Collector
- Ciptakan Rasa Aman Bagi Wisatawan, Pemkot Palembang Pasang CCTV di BKB
- Oknum Guru PPPK di Lombok Timur Dipecat, Ini Sebabnya
- 4 Debt Collector Penganiaya Wanita di Halaman Polsek Bukit Raya Ditangkap, 7 Lainnya Buron
- Besok, 621 CASN Kota Mataram Terima SK, Gaji Aman
- Gereja Katedral Bandung Gelar Misa Khusus Wafatnya Paus Fransiskus