Ini Risiko Tersembunyi dari Menggoreng Makanan, Hati-Hati!
jpnn.com, JAKARTA - Menggunakan minyak goreng berlebih dapat menimbulkan masalah kesehatan, seperti gangguan pencernaan hingga meningkatnya risiko obesitas, jantung, diabetes, hingga kanker.
Dinar Ayu, Marketing Communication Sunco mengatakan bahwa masyarakat harus bijak dalam memilih minyak goreng.
"Gunakan minyak goreng yang mengandung lemak rendah dan bagus untuk kesehatan," kata Dinar Ayu, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Saat ini, banyak pilihan minyak goreng di pasaran. Minyak masakan biasanya diekstrasi dari berbagai jenis kacang, biji-bijian, tanaman, bahkan hewan.
Minyak yang diolah tersebut memiliki kandungan lemak tinggi, termasuk lemak jenuh (saturated fat) dan lemak tak jenuh (monounsaturated fat dan polyunsaturated fat).
Setiap molekul lemak yang ada pada minyak goreng, terbuat dari rangkaian asam lemak, ada yang rantai pendek, menengah, dan panjang.
Asam lemak rantai pendek dan menengah dapat dengan mudah terserap langsung ke dalam aliran darah dan digunakan sebagai energi.
Namun, asam lemak rantai panjang diangkut ke hati dan dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Tubuh manusia akan bereaksi saat mengonsumsi terlalu banyak minyak jenuh.
Mengonsumsi makanan yang digoreng ternyata memiliki risiko tinggi pada kesehatan. Oleh karena itu, bijaklah memilih minyak goreng.
- Pemerintah Beberkan Penyebab Harga MinyaKita Meroket
- Pantauan Harga Pangan Menjelang Natal & Tahun Baru
- Minyak Goreng Turun, Harga Telur Ayam Malah Naik
- Seusai Minyak Goreng, Harga Cabai Rawit hingga Bawang Merah Naik
- Harga Minyakita Tak Naik di Semua Daerah, Ah Masa?
- Mendag Klaim Harga Minyakita Bakal Turun Pekan Ini