Ini Sanksi Berat Oknum Polisi yang Bunuh Istri di Depok
jpnn.com - JAKARTA – Anggota Pengamanan Obyek Vital Polres Depok, Bripka Triono terancam dipenjara seumur hidup jika terbukti berencana melakukan pembunuhan pada istrinya, Ratnitah Handriyani, 37.
Selain itu, dia pun kini tengah digarap oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya terkait bagaimana status keanggotaannya.
Kepala Bidang Propam Polda Metro Jaya Kombes Janner Pasaribu mengatakan pihaknya masih menyelediki kasus pembunuhan itu. Menurutnya, jika merujuk pada peraturan Kapolri Nomor 14 tahun 2011, seharusnya Triono sudah dipecat dari Polri.
“Seorang polisi yang disangkakan hukuman di atas lima tahun penjara,maka akan dipecat. Jadi sekarang rujukannya ke pasal yang disangkakan," kata Janner di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (29/3).
Dia menjelaskan, apabila kemudian vonis hakim hanya 6 bulan, maka petugas yang disangkakan dengan pasal pidana di atas lima tahun tetap akan dipecat oleh sidang kode etik kepolisian.
“Sidang kode Etik baru akan dilaksanakan setelah putusan hakim, Tetapi dalam perkap Nomor14 tahun 2011 itu, sanksi PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat) itu tidak mengacu pada minimal vonis yang didapat, tetapi dari ancaman hukuman pidananya," bebernya.
Namun, ia mengaku tidak ingin gegabah perihal kasus yang tengah dijalani oleh Triyono. Pihaknya dan penyidik masih mendalami kasus pembunuhan itu.
“Kami juga mau tahu motifnya apa. Ini kan masih dugaan soalnya,” ujar Janner.
JAKARTA – Anggota Pengamanan Obyek Vital Polres Depok, Bripka Triono terancam dipenjara seumur hidup jika terbukti berencana melakukan
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS