Ini Saran untuk Jokowi-JK agar tak 'Puyeng' Susun Kabinet
Selain itu, latar belakang sipil dan militer lazimnya juga dipertimbangkan. Apalagi faktanya, kali ini presiden dan wapres terpilih dari kalangan sipil. Komposisi berdasarkan isu gender juga tak terhindarkan. Sebab, kurang elok kabinet sepi perempuan. Komposisi senior dan representasi kaum muda juga penting. Kalau terlalu banyak yang tua, tidak cocok dengan presiden muda. Juga berbagai kelompok kepentingan, kelompok etnis, bahkan "tim sukses" pemenangan pilpres.
"Biasanya Presiden juga mempertimbangkan representasi ormas-ormas besar, seperti NU atau Muhammadiyah. #kesanpertama *abah," tulis akun @anasurbaningrum.
Pertimbangan lain bagi Jokowi-JK dalam menyusun kabinetnya untuk pemerintahan lima tahun ke depan juga harus merespon isu pasar. Jokowi hendaknya menghitung apa reaksi pasar atas komposisi kabinetnya nanti.
Dalam akun itu, Anas meyakinkan stok calon menteri lebih dari cukup. Bahkan berlimpah. Baik di partai maupun non-partai.
"Apalagi kalau stok dihitung berdasarkan minat, keinginan dan harapan. Pasti jumlahnya membludak. #kesanpertama *abah," tulis akun @anasurbaningrum.
Namun justru stok calon menteri melimpah yang menambah "puyeng" Jokowi dalam penyusunan kabinet. Sebab pada saat memilih seseorang menjadi menteri, berarti pada saat yang sama tidak memilih yang lain. Saat memilih seseorang pasti jauh lebih mudah ketimbang saat tidak memilih orang yang lain.
"Semoga Presiden Jokowi dan Wapres JK (dan siapa lagi yg bertugas menyusun) dapat melahirkan Kabinet yg diharapkan. #kesanpertama *abah," tulis akun @anasurbaningrum.
Admin yang menjalankan akun @anasurbaningrum menyatakan tweet itu berasal dari tulisan tangan Anas yang kepada Penasihat Hukumnya pada Senin (13/10) kemarin.(ris/jpnn)
JAKARTA - Akun Twitter milik mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbanigrum kembali berkicau. Akun bernama @anasurbaningrum yang dijalankan oleh
- JAMAN Dukung Usul Prabowo Terkait Pelaksanaan Pilkada Melalui DPRD
- Tolak Program PSN Baru, Senator Paul Finsen Mayor Minta Presiden Tinjau Ulang
- Tak Ada Bahaya BPA, Pemerintah Hingga Pakar Pastikan Konsumsi Air Galon Polikarbonat Aman
- Setelah 38 Tahun, Warga Kebon Kosong Jakarta Pusat Dapat Nikmati Layanan Air PAM
- BAZNAS Raih Prestasi Gemilang di BPKH Award 2024
- Pra MLB NU Soroti Jabatan Gus Ipul di PBNU