Ini Tahapan Buka FDR Black Box Hingga Sajikan Percakapan

”Nantinya dimodelkan. Jadi, kami suguhkan percakapan dan ada gambar pesawat. Ketika percakapan ini, posisi pesawat seperti apa bisa terlihat,” jelasnya.
Mardjono menegaskan, meski hanya FDR yang didapat, tim bisa bekerja. Pasalnya, data pendukung yang lain bisa mereka peroleh dari Prancis atau pabrik pembuat spare part Airbus.
Dia mengungkapkan, dalam penyelidikan kecelakaan pesawat, tim harus mempertimbangkan negara tempat terjadinya kecelakaan, negara pembuat pesawat, dan tempat spare part pesawat itu dibuat. ”Itu data-data yang bisa didapatkan tanpa menunggu CVR,” jelasnya.
Bukan hanya itu. Tim juga akan mencari data pilot. Mulai dari mana dia berasal sampai riwayat penerbangannya. Berapa kali pilot menjalani training juga akan diteliti. ”Karena kami butuh banyak untuk memastikan penyebab jatuhnya pesawat,” ujarnya.
Namun, dia berharap CVR dapat segera ditemukan. Sebab, jika dua peranti di dalam black box bisa ditemukan, penyidikan akan bertambah cepat selesai.
Dia menjelaskan, investigasi membutuhkan waktu paling sebentar setahun. ”Memang cukup lama karena penyelidikan harus dilakukan terhadap seluruh data,” ujarnya. Sesuai prosedur, jika dalam waktu setahun penyelidikan belum juga selesai, tim investigasi harus melaporkan kendala ataupun hambatan. ”Tapi, kami harap enggak sampai setahun selesai,” katanya. (gun/sep/riq/aph/bil/c10/kim)
JAKARTA - Ketua Tim Investigasi AirAsia QZ8501 Mardjono Siswosuwarno menjelaskan, meski sudah berada di laboratorium, flight data recorder (FDR)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pastikan Dana Haji Aman, Kepala BPKH: Kami Utamakan Transparansi dan Prinsip Syariah
- Siswa Sulawesi Tenggara Cerdas-Cerdas, Ini Reaksi Mendikdasmen
- GP Ansor Gaungkan Patriot Ketahanan Pangan Menjelang Puncak Harlah Ke-91
- Koalisi Masyarakat Sipil Mengecam Intervensi Anggota TNI di Kampus UI dan UIN Semarang
- Berdoa di PIK, Biksu Thudong Tebar Pesan Damai
- Pemerintah Fokus Tuntaskan Pengangkatan PPPK Tahap 1, Honorer R2/R3 Keburu Pensiun