Ini Tampang Predator Seksual di Jepara, 31 Anak Jadi Korban

"Jika tidak mau menuruti maka video yang direkam pelaku akan disebarkan sehingga korban ketakutan, bahkan ada 10 korban lebih yang melakukan pertemuan dan akhirnya disetubuhi," ungkapnya.
Kombes Subagio mengaku tidak nyaman mengungkapkan jumlah korban kejahatan predator seksual asal Jepara itu. Namun, kasus ini juga perlu disampaikan demi kepentingan masyarakat, terutama para orang tua yang memiliki anak perempuan agar mengontrol perilaku anak dalam menggunakan media sosial, seperti Telegram dan WhatsApp.
"Pelaku dalam menjalankan aksinya menggunakan Telegram dan ditindaklanjuti dengan WhatsApp," ujarnya.
Dalam menjalankan aksinya, pelaku merekam korbannya sehingga akan dilakukan penyelidikan guna mengetahui masing-masing korbannya.
"Pelaku ini merupakan predator seks dan korbannya anak-anak. Saya juga tidak mau anak ini menjadi trauma dan jadi korban perundungan temannya, bahkan ada yang mau bunuh diri," ujarnya.
Subagio menambahkan aksi kejahatan seksual pelaku berlangsung sejak September 2024.
Terungkapnya kasus tersebut berawal dari kerusakan HP salah satu korbannya, yang kemudian diperbaiki di jasa servis HP oleh ayah korban.
Setelah HP diperbaiki dan dihidupkan, ayah korban mengetahui di telepon genggam anaknya itu tersimpan data kasus kejahatan seksual tersebut dan selanjutnya melapor ke polisi.
Polda Jateng mengungkap predator seksual di Jeparang berinisial S telah beraksi sejak 2024. Ada 31 anak jadi korban. Begini modusnya.
- Geledah Rumah Predator Seksual di Jepara, Polda Jateng Sita Baju hingga Alat Kontrasepsi
- Segera Disidang, 3 Tersangka Kasus Perundungan Dokter Aulia Belum Ditahan
- Propam Pastikan 1.205 Personel Polda Jateng Bebas Narkoba dan Judol
- Dituduh Menelantarkan Anak & Istri, Bambang Wuragil Merespons Begini
- Dengar Ada Mahasiswi Mandi, Dokter MAES Berbuat Nekat, Terjadilah
- Dilaporkan ke Polda Jateng, Bambang Wuragil Dituduh Telantarkan Anak