Ini Tentang Plt Pimpinan KPK yang Menderita Kanker

Ini Tentang Plt Pimpinan KPK yang Menderita Kanker
Pelaksana tugas (Plt) Pimpinan KPK Indriyanto Seno Adji

JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt) Pimpinan KPK Indriyanto Seno Adji, sejak 2012 divonis menderita kanker dan harus menjalani pengobatan sampai saat ini. Kondisi itu yang membuat dia harus bolak-balik ke Singapura.
    
Wakil Ketua KPK Zulkarnaen menjelaskan Indriyanto memang sakit dan harus sering berobat ke Singapura.

"Ke Singapurannya biasa Sabtu atau Minggu," ujar Zulkarnaen. Menurut Zul, pimpinan lain telah menanyakan kondisi kesehatan Indriyanto. Namun dia mengaku tetap bisa menjalankan tugas dan menolak mundur dari jabatan pimpinan.

Pada Jawa Pos (induk JPNN), Indriyanto mengaku juga kondisinya sudah baik. "Saya biasa saja kok, ini masih aktifitas di KPK," ujarnya.
    
Dia enggan membahas soal riwayat kankernya. Namun perjuangan melawan kanker itu sempat ditulis Indriyanto dalam situs Park Way Cancer Center Singapura, tempat dia selama ini menjalani pengobatan. Dalam tulisan itu Indriyanto mengaku sempat shok begitu pertama kali divonis menderita kanker.

"Saya selama ini hanya tahu dan mendengar orang yang terkena kanker. Namun saya tak menduga suatu hari penyakit itu menyerang saya," ujarnya.
    
Dia sempat tak percaya harus tiba-tiba berhenti dari sejumlah aktifitasnya. Mulai dari lawyer sampai pengajar ilmu hukum di sejumlah universitas. Indriyanto mulai merasakan ketidakberesan pada tubuhnya pada 2010. Ketika itu dia mengalami batuk berkepanjangan, hingga setengah bulan.
    
Puncaknya, 11 November 2010, ketika Indriyanto baru saja merayakan ulang tahunnya ke 53 tahun. Ketika itu dia tiba-tiba mengalami sakit yang luar biasa. Sakit itu dia rasakan di sisi kiri tubuhnya, mulai dari kepala, mata, pundak sampai punggung.

Dia juga sempat kehilangan suaranya. Sakit yang luar biasa itu terasa hingga 10 menit. Indriyanto awalnya dilarikan ke rumah sakit swasta di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Pemeriksaan lengkap dijalani dan Indriyanto dinyatakan sehat.
    
Sakit kembali kambuh pada 22 November. Ketika itu Indriyanto coba berobat ke rumah sakit lain di kawasan Karawaci. Selain berobat dia juga ingin cari second opinion. Di rumah sakti itu, dia menjalani scan dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging).

"Scan itu dilakukan menyeluruh ke kepala dan  daerah perut," tulisnya. Dan, lagi-lagi dia dinyatakan sehat. Saking tak percayanya, seminggu kemudian Indriyanto melakukan pemeriksaan lagi pada THT (telinga, hidung dan tenggorokan). Dan hasilnya juga tidak ada masalah.
    
Masih tak yakin, Indriyanto kemudian melakukan pemeriksaan torak (X-Ray) dan CT Scan. "Saat itu saya tak yakin karena masih kerap mengalami sakit di bagian-bagian yang sama," ujarnya.

Tes yang dilakukan pada 1 Desember itu ternyata menjadi peristiwa yang paling mengerihkan dalam hidup Indriyanto. Dia dinyatakan mengidap kanker.
    
Dalam kondisi panik bercampur sedih itu, Indriyanto cerita ke keluarganya. Kepanikan pun melanda seluruh keluarga. Beruntung pada saat yang bersamaan datang Maria Soetopo, putri mantan manajer direktur Bank Indonesia, Paul Soetopo. Maria yang selama ini kerap menjadi konsultan kesehatan di keluarga Indriyanto menyarankan untuk melakukan medical check-up di Singapura.
    
Dua hari setelah dinyatakan menderita kanker, Indriyanto menuruti nasehat Maria. Keluarga Indriyanto pergi ke Singapura. Dia menjalani serangkaian tes di sebuah rumah sakit. Namun hasilnya mengecewakan serangkaian tes yang menyakitkan itu masih belum membuahkan hasil.

Indriyanto hanya kembali tetap disuruh menjalani tes yang menyakitkan. Sampai akhirnya kemudian Maria menemukan pengobatan khusus kanker yang di Parkway Cancer Center dibawah penanganan Dr Ang Peng Tiam.
    
Di tempat itulah kemudian diputuskan Indriyanto harus kemoterapi. Yang membuatnya optimis menghadapi kanker ialah semangat yang diberikan Dr Ang Peng. Ketika itu, dokter mengatakan pada Indriyanto bahwa pengobatan hanya menyelesaikan masalah tak lebih dari 60 persen. Yang utama dalam penyembuhan kanker ialah semangat penderitanya.
    
Indriyanto menjelani kemoterapi pada 14 Desember 2010. Dia mengaku kesehatannya jauh membaik setelah melakukan kemoterapi. Selama kurun waktu 1,5 tahun, Indriyanto setidaknya sudah menjalani 19 kemoterapi dan 30 tomoterapi.

JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt) Pimpinan KPK Indriyanto Seno Adji, sejak 2012 divonis menderita kanker dan harus menjalani pengobatan sampai saat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News