Ini UN Terjelek di Dunia
Jumat, 19 April 2013 – 16:04 WIB
Oh, diganti yang lebih tepat.
Seperti apa solusi PGRI untuk pengganti UN?
Yang mampu menilai proses pendidikan. Yang menghargai proses, jangan hanya akhir. Yang bisa menilai murid secara komprehensif, tidak hanya kognitif.
Menteri punya kebijakan mulai tahun ini hasil UN digunakan sebagai penilaian masuk SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Ini kan hanya sekitar 170 ribuan kuotanya. Bagaimana dengan jutaan peserta didik lain yang juga ikut UN, apa ini fair bagi mereka?
PGRI sudah keberatan dari dulu. Karena ujian nasional menilai pada saat murid bersekolah. Kalau SNMPTN itu, menyeleksi agar anak cocok bisa menyelesaikan program tepat waktu. Misalnya kalau anak memilih program kedokteran, berbeda seleksinya dengan orang yang akan masuk IKIP. Orang yang mau masuk teknologi ya berbeda dengan orang yang mau masuk sarjana hukum.