Ini Yang Dilakukan Mentan Untuk Mengangkat Harkat Martabat Petani
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian terus berupaya merubah kebijakan yang selama ini cenderung terkesan lamban dilakukan untuk mengangkat harkat dan martabat petani di Indonesia.
Misalnya, memenuhi kebutuhan bibit, pupuk maupun alat-alat pertanian.
Dengan demikian diharapkan petani dalam waktu dekat bisa menikmati kehidupan yang lebih layak, karena hasil pertanian Indonesia bisa menjadi Jawara di negeri sendiri.
Upaya tersebut bisa dilakukan, setelah Kementan di bawah kepemimpinan Andi Amran Sulaiman merubah model anggaran di kementeriannya. Tidak lagi 70: 30 persen, namun diubah menjadi 30:70.
"Jadi sekarang diubah, 30 persen untuk kebutuhan internal dan 70 persen untuk petani," ujar Amran di Jakarta, Sabtu (17/6).
Dengan mengubah model penganggaran, Kementan kini bisa memberi bantuan berupa ratusan ribu alat mesin pertanian kepada para petani. Kemudian bibit gratis lewat program swasembada padi, jagung dan kedelai.
Hasilnya, sejak 2016 Indonesia tak lagi mengimpor beras. Demikian juga dengan jagung, sebelumnya setiap tahun diimpor sebanyak 3-3,6 juta ton dari Amerika dan Amerika Latin.
"Kini Indonesia sudah swasembada beras. Untuk jagung bahkan Indonesia sudah ekspor. Misalnya ke Filipina jumlahnya mencapai 250 ribu ton," ucapnya.
Kementerian Pertanian terus berupaya merubah kebijakan yang selama ini cenderung terkesan lamban dilakukan untuk mengangkat harkat dan martabat petani
- Pupuk Subsidi 2025 Dialokasikan Rp 46,8 T, Mentan Amran Pastikan Distribusi Tepat Sasaran
- Pupuk Indonesia & Kementan Berkolaborasi, Siap Salurkan Pupuk Bersubsidi Awal 2025
- Hamdalah, Mentan Amran Sulaiman Pastikan Stok Pangan Aman Jelang Natal dan Tahun Baru
- Pemprov Kalsel Siapkan 41.829 Hektare Untuk Optimalisasi Lahan Rawa
- Pelaku Usaha Harapkan Prabowo Bentuk Badan Otoritas Sawit
- Jadi Mitra Strategis Kementan, Kementrans Siap Bantu Penyediaan Tenaga Kerja