Inilah Akar Masalah dari Kemarahan Masyarakat Papua Menurut Lenis Kogoya
Problem selanjutnya di Papua yaitu belum ada punya pabrik atau industri untuk membuka lapangan pekerjaan untuk anak-anak dan warga Papua.
Saat ini banyak anak-anak Papua, setelah sekolah, kembali ke kampung halaman, ternyata di Papua tidak ada lapangan pekerjaan, tidak ada industri yang dapat menyerap tenaga kerja.
"Ini di Papua tidak ada, orang Papua tidak punya pabrik gula, tidak punya juga pabrik tepung, jadi uangnya turun dari atas habis minta lagi. Semua setelah sarjana kembali menjadi pengangguran banyak," ungkapnya.
Yang terakhir, masalah hukum. Lenis mengatakan, hukum di tanah Jawa berbeda dengan Papua. Hal itulah yang membuat amarah rakyat Papua semakin menjadi-jadi.
"Terus masalah hukum lagi, masyarakat punya tanah, itu tiba-tiba ada yang datang mengaku punya sertifikat, terus tanya lagi bangun rumah, yang pegang sertifikat datang, katanya tanah sudah ada yang beli padahal belum ada pelepasan," katanya.
Oleh karena itu, Lenis berharap di periode kedua Joko Widodo ini, hukum positif di Papua harus bisa ditegakkan agar tidak ada lagi rakyat Papua yang merasa tidak mendapat keadilan hukum.
"Harus ditegakkan keadilan, jangan kita ke pengadilan, pengadilan dikalahkan, ya mereka (warga Papua) hanya mengeluh, bisa nangis aja, hal-hal kecil inilah yang membuat masyarakat Papua marah," pungkas Lenis. (raiza andini/rmol)
Orang Papua tidak punya pabrik gula, tidak punya pabrik tepung. Jadi, sarjana banyak yang terpaksa menganggur.
Redaktur & Reporter : Adek
- Arus Mudik Nataru, KM Labobar Angkut 20 Ribu Penumpang di Papua
- Tolak Program PSN Baru, Senator Paul Finsen Mayor Minta Presiden Tinjau Ulang
- Layanan Inklusif Taspen Menjangkau Peserta hingga Wilayah Terluar
- Daftar UMP 2025 di 30 Provinsi, Papua Tertinggi Kedua Setelah Jakarta, Silakan Cek
- Sakit Hati Memuncak, Istri Bongkar Aib Calon Wakil Gubernur Papua Jeremias Bisai
- Cawagub Papua Yeremias Bisai Dipolisikan Istrinya Atas Dugaan KDRT dan Asusila