Inilah Bangunan Kantor Penjajah Belanda saat Menguasai Jambi
Alas benteng tersebut tidak dibangun secara permanen karena tujuan utama pembangunan benteng hanya untuk dijadikan kantor pemerintahan kolonial Belanda.
Pada saat itu seluruh tempat di provinsi Jambi hampir dikuasai oleh tentara belanda. “Kisah yang saya dengar seperti itu, Kebetulan ayah saya merupakan Tentara Keamanan Rakyat pada masa itu,” kata Lagua.
Orang tua Lagua merupakan satu-satunya pelaku sejarah Benteng Tembesi yang masih hidup sampai saat ini. Pria bernama lengkap Baktiarudin Sutan Batua itu kini berusia 96 tahun.
“Bapak tahu persis tentang sejarah Benteng Tembesi. Cuman karena usianya yang sudah tua, sekarang sudah banyak lupa,” beber Lagua.
Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, awalnya benteng ini didirikan sebagai tempat kediaman dan perkantoran penjajah Belanda. Karena letaknya yang tinggi, benteng ini juga dijadikan tempat bagi Belanda untuk mengintai musuh.
Benteng Tembesi diperkirakan dibangun pada tahun 1916 setelah belanda berhasil menguasai Muara Tembesi pada Tahun 1903. Belanda kemudian menjalankan aktivitas militer dan pemerintahan di Kecamatan Muara Tembesi.
Tujuannya untuk tidak lain untuk menghancurkan dan membunuh sultan Thaha Saifuddin beserta pasukannya yang telah dipukul mundur dan bertahan Kabupaten Muara Tebo.
Sejak saat itu kecamatan Muara Tembesi menjadi basis langsung serta pusat pemerintahan kolonial Belanda. Setiap pejuang yang menentang pemerintah belanda akan dijebloskan ke dalam penjara yang ada dilokasi bahkan tidak sedikit yang dieksekusi dengan cara dibunuh.
BELANDA menjajah Indonesia lebih kurang tiga setengah abad lamanya. Tidak heran kalau pemerintah kolonial meninggalkan banyak jejak di bumi pertiwi.
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408