Inilah Beda Petugas Toilet Jujur dengan Irman Gusman soal Uang Rp 100 Juta
Kejujuran Mulyadi pun menjadi viral di media sosial. Kejujurannya mengembalikan tas penuh uang menjadi bahan pembicaraan. Dua pekan setelah temuan itu, dia didatangi dua pimpinan KPK, La Ode M. Syarif dan Saut Situmorang.
Keduanya memberikan penghargaan kepada Mulyadi. Dua pin merah bertulisan "Berani Jujur Hebat" disematkan oleh dua wakil ketua KPK itu. Kini pin itu selalu dia pakai saat bekerja dan disematkan di dada kanan.
Sebelum kejadian itu, tidak banyak yang mengenal sosok pemuda kelahiran Lampung Selatan, Lampung, tersebut. Sudah 13 tahun dia merantau ke ibu kota dengan berbekal ijazah SMK.
Mulyadi cukup lama berdagang pakaian di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Kemudian, dia melamar sebagai housekeeper di Mal Kota Kasablanka melalui sebuah perusahaan outsourcing pada awal 2015.
Dia bekerja sejak mal buka hingga tutup sekitar pukul 24.00. Sehari-hari dia berangkat dari tempat kosnya di kawasan Cililitan, Jakarta Timur, dengan angkot.
Dari Cililitan, dia naik angkot ke Kampung Melayu, lalu berganti angkot lagi ke mal. "Sehari habis Rp 20 ribu," tutur anak keempat di antara tujuh bersaudara itu.
Dia hitung, biaya makannya per hari Rp 60 ribu. Kemudian, sewa kamar per bulan Rp 265 ribu. Ketika diguyoni soal alasan tidak mengambil kredit motor, dia hanya tertawa. Penghasilannya Rp 137 ribu per hari atau Rp 3,6 juta per bulan dengan asumsi 26 hari kerja.
Karena itu, nilai temuan tas tersebut setara dengan gaji normalnya selama 2 tahun 4 bulan. "Kalau kerja pas tanggal merah, saya dapat dobel," ucapnya.
MASIH ingat nama seorang petugas cleaning service bernama Mulyadi yang berkat kejujurannya sampai membuat pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan